Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Selasa, 01 Maret 2022 | 23:56 WIB
Tim BPBD Kabupaten Lamongan berkoordinasi dengan warga dan perwakilan pemerintah daerah setempat saat melakukan kaji cepat di lokasi terdampak banjir di Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Selasa (1/3/2022). [ANTARA/HO-BNPB]

SuaraJatim.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 60 kepala keluarga (KK) di Desa Bulubrangsi dan Desa Gedog, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, terdampak banjir. Ketinggian muka air (TMA) mencapai 40 hingga 60 sentimeter.

BNPB menjelaskan, saluran irigasi meluap jadi penyebab banjir di Lamongan tersebut. Persisnya, hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan kenaikan debit air di waduk Jajong yang tak berpintu dam.

"Volume air yang besar mengakibatkan luapan di sepanjang aliran irigasi di Desa Gedog dan mengarah ke Desa Bulubrangsi sampai kali Banayar dan Sungai Pajang yang bermuara di Sungai Bengawan Solo," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari seperti diberitakan Antara, Selasa (1/3/2022).

Abdul mengatakan dari peristiwa itu, sebanyak 60 unit rumah terendam banjir termasuk lahan pertanian seluas 25 hektare. Belum ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa, namun banjir membuat aktivitas dan mobilitas warga terkendala.

Baca Juga: Ratusan Warga Masih Mengungsi Akibat Banjir di Aceh

BPBD Kabupaten Lamongan bersama instansi terkait telah berada di lokasi guna melakukan kaji cepat dan pendataan terkait dengan dampak yang ditimbulkan.

Kondisi mutakhir yang dilaporkan hingga Selasa (1/3) pukul 11.00 WIB, pemukiman warga dan jalan desa masih terendam air, namun TMA sudah berangsur surut.

Kendati TMA banjir telah mengalami penurunan, hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Lamongan hingga Kamis (3/3), menurut informasi peringatan dini cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Menyikapi hal tersebut, BNPB mengimbau kepada seluruh komponen pemangku kebijakan di daerah dan masyarakat agar dapat mengantisipasi adanya potensi bencana yang dapat dipicu oleh faktor cuaca.

Upaya seperti pemantauan dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), pembersihan sampah maupun material lain yang dapat menyumbat aliran air, monitoring kondisi tanggul, jalan dan jembatan hingga pemantauan debit air saat terjadi hujan lebat perlu dilakukan secara berkesinambungan.

Baca Juga: Banjir Parah di Pamekasan, Petugas Mulai Evakuasi Warga Korban Terdampak

Load More