SuaraJatim.id - Suku Osing Banyuwangi, Jawa Timur menggelar ritual budaya, Barong Ider Bumi, Selasa (3/5/2022). Tradisi ini dilaksanakan setiap memasuki 2 Syawal.
Tradisi ini digelar oleh masyarakat osing Desa Kemiren, Kecamatan Glagah dengan mengarak barong berusia ratusan tahun dengan rute Kemiren Wetan menuju Kemiren Kulon.
Konon tradisi ini diyakini mampu mengusir pagebluk atau sebuah wabah penyakit dan marabahaya. Selain itu, pergelaran Barong Ider Bumi juga sebagai ungkapan rasa syukur Hari Raya Idul Fitri.
"Masyarakat Desa Kemiren sangat berinisiatif dalam menyelenggarakan tradisi leluhur yang turun temurun ini. Sehingga bisa menjaga dan melestarikan nilai-nilai kearifan lokal khususnya adat istiadat Suku Osing Desa Kemiren," kata tokoh masyarakat Desa Kemiren, Suhaimi, Selasa (3/5/2022).
Baca Juga: Meriahnya Tradisi Kirab Oncor Menyambut Idul Fitri di Banyuwangi
Barong Ider Bumi pertama digelar pada tahun 1800-an. Saat itu Desa Kemiren diserang oleh wabah penyakit. Sawah-sawah mereka dihajar oleh hama, bahkan banyak orang terkena penyakit hingga meninggal dunia.
Situasi di Desa Kemiren saat itu sangat mencekam hingga banyak warga yang tak berani tidur di kediaman sendiri. Mereka memilih tidur secara berkelompok dan menghadapi situasi alam bersama-sama.
Usai berpikir bersama, para pemuka masyarakat saat itu mencoba untuk berziarah ke sebuah makam leluhurnya yang diyakini bernama Buyut Cili. Usai berziarah, pemuka masyarakat Desa Kemiren itu mengaku mendapat wangsit melalui mimpi yang mengisyaratkan untuk menggelar upacara selamatan dan arak-arakan melintasi jalan desa.
Dari situ, kemudian muncul sebuah tradisi budaya barong ider bumi yang hingga kini terus dilaksanakan oleh lintas generasi.
Namun dua tahun terakhir, pelaksanaan tradisi ini digelar sesederhana mungkin, dikarenakan pandemi Covid-19. Untuk tahun ini kembali digelar dengan lebih meriah setelah ada kebijakan sejumlah kelonggaran-kelonggaran oleh pemerintah.
Baca Juga: Tubuh Hermanto Hilang Dalam Sekejap Saat Mudik Naik Sampan dari Jembrana ke Banyuwangi
"Meskipun masih dalam keadaan pandemi, tradisi digelar dengan mematuhi protokol kesehatan secara ketat. Dan kami semua berpesan kepada masyarakat untuk saling menjaga prokes," ungkap Suhaimi.
Berita Terkait
-
Film Horor 'Pembantaian Dukun Santet' Diangkat dari Thread Viral, Ini Ceritanya!
-
Selain Ketupat, Ini 4 Tradisi Lebaran yang Masih Hidup di Banyuwangi
-
Dulu Calon Bintang Timnas Indonesia, Jagoan Indra Sjafri Malah Ditendang Klub Kasta Terbawah
-
Kronologi Penolakan Film Lemah Santet Banyuwangi, MD Pictures Tarik Materi Promosi
-
Film Lemah Santet Banyuwangi yang Mengangkat Kisah Nyata di Tahun 1998
Terpopuler
- Menguak Sisi Gelap Mobil Listrik: Pembelajaran Penting dari Tragedi Ioniq 5 N di Tol JORR
- Kode Redeem FF SG2 Gurun Pasir yang Aktif, Langsung Klaim Sekarang Hadiahnya
- Dibanderol Setara Yamaha NMAX Turbo, Motor Adventure Suzuki Ini Siap Temani Petualangan
- Daftar Lengkap HP Xiaomi yang Memenuhi Syarat Dapat HyperOS 3 Android 16
- Xiaomi 15 Ultra Bawa Performa Jempolan dan Kamera Leica, Segini Harga Jual di Indonesia
Pilihan
-
Link Live Streaming AC Milan vs Inter Milan: Duel Panas Derby Della Madonnina
-
FULL TIME! Yuran Fernandes Pahlawan, PSM Makassar Kalahkan CAHN FC
-
Libur Lebaran, Polresta Solo Siagakan Pengamanan di Solo Safari
-
Dipermak Nottingham Forest, Statistik Ruben Amorim Bersama MU Memprihatinkan
-
Partai Hidup Mati Timnas Indonesia vs China: Kalah, Branko Ivankovic Dipecat!
Terkini
-
Mengatur Pola Makan Sehat Selama Lebaran, Ini Tips dari Dosen Gizi Universitas Airlangga
-
Antusiasme Tinggi, 75.483 Penumpang Gunakan Kereta Api pada Hari Pertama dan Kedua Lebaran 2025
-
Banjir Kepung Ngawi: 15 Desa Terdampak
-
Kronologi Mobil Elf Berpenumpang Terbakar di Tol Madiun
-
Ngerinya Petasan di Blitar Meledak Lukai Tuannya, 4 Remaja Dilarikan ke Rumah Sakit