Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Kamis, 04 Agustus 2022 | 14:33 WIB
Lokasi penemuan jenazah nenek Rokani di Malang [Foto: Beritajatim]

SuaraJatim.id - Kisah pilu ini tentang Nenek Rokani (72), warga Desa Gadingkulon Kecamatan Dau Kabupaten Malang Jawa Timur ( Jatim ). Ia ditemukan meninggal dunia di dalam rumahnya.

Sekitar enam hari warga sekitar tidak pernah melihat si nenek yang tinggal berdua dengan anaknya, Suprapto, itu. Sampai akhirnya warga mencium bau busuk dari dalam rumah yang seperti tak terurus tersebut.

Warga kemudian berkumpul, melapor ke Polsek Dau dan Muspika setempat. Mereka lalu bersama-sama mencobrak pintu rumah dan mencari pemiliknya, yang konon ibu-anak itu sama-sama mengalami gangguan jiwa.

Dan benar saja, Rokani ditemukan sudah terlentang tidak bernyawa dengan kondisi sudah membusuk. Rokani, nenek renta itu memang jarang bersosialisasi dengan tetangga sehingga tidak ada yang tahu kondisi terakhirnya.

Baca Juga: Pikap Kecelakaan di Tol Surabaya-Malang, Sopir Warga Kota Batu Meninggal

"Rumah korban saat itu dalam kondisi tertutup, kira-kira sudah lebih dari 6 hari, menurut RT di sana dikarenakan korban sangat jarang bersosialisasi," ucap Supri, Ketua RT setempat, Kamis (4/8/2022).

"Saat menyisir rumah, warga bersama petugas kaget. Kami melihat mayat Rokani yang sudah membusuk terlentang di kamar," ujar Supri menambahkan, dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com.

Masalah lain muncul. Warga bertanya-tanya kenapa hanya Rokani yang berada di dalam rumah. Sementara anaknya, Suprapto ke mana? Warga mengatakan sudah berbulan-bulan lamanya pria 40 tahun itu tidak kelihatan batang hidungnya.

Kemudian belakangan baru ketahuan ternyata di dalam rumah itu ada kerangka manusia yang diduga jasad dari Suprapto. Kronologisnya, berawal ketika Muspika bersama warga sepakat membuka TKP dan membersihkannya.

Mereka berniat menyiapkan tempat persemayaman jenazah Rokani sebelum dimakamkan. Warga juga berencana menggelar doa bersama untuk Rokani.

Baca Juga: Wanita Malang Membusuk di Rumahnya, Warga juga Menemukan Kerangka Diduga Anaknya

"Kondisi TKP dan rumah korban dalam keadaan tidak terawat, karena penghuni rumah dan anaknya memiliki penyakit gangguan kejiwaan," kata salah satu Perangkat Desa di rumah korban.

Pada saat warga membersihkan rumah korban, di ruangan kosong mereka mendapati tumpukan kain yang terdapat kerangka manusia di dalamnya. Satuan Reskrim Polres Malang pun diturunkan dan langsung memasang Police Line serta melaksanakan olah TKP.

Diduga, Rokani hidup dengan jasad anak kandungnya yang bernama Suprapto berbulan bulan lamanya dalam satu rumah. Pasalnya, Kepolisian mengidentifikasi jika kerangka tersebut identik dengan tubuh Suprapto.

"Ditemukan kerangka manusia dalam kondisi kering di kamar kosong ruangan tengah yang tertutup 3 lembar selimut," ujar Kasatreskrim Polres Malang, AKP Donny Kristian Baralangi.

Donny menegaskan, kondisi kerangka sudah saling terpisah, sebagian ditemukan disimpan di sebuah kardus mie instan terletak di kamar Rokani. "Beberapa kerangka masih melekat kain warna biru dan kain celana warna abu-abu," ujar Donny.

Menurut hasil pemeriksaan dari Tim Forensik RSSA Malang, struktur tengkorak menunjukkan kerangka berjenis kelamin laki-laki dan memiliki usia di atas 40 tahun.

Dugaan dari masyarakat juga, sambung Donny, kerangka manusia tersebut kemungkinan adalah jasad Suprapto. Karena diketahui ia sudah tidak pernah terlihat lebih dari 9 bulan terakhir.

Sedang hasil identifikasi sekunder jenis kain dan pakaian yang melekat pada kerangka manusia, diketahui merupakan pakaian yang sering digunakan sehari-hari oleh Suprapto.

"Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan maupun luka pada mayat Rokani, serta tidak ditemukan resapan darah maupun tanda kekerasan pada seluruh struktur tulang dan tengkorak," beber Donny.

Polsek Dau bersama Sat Reskrim Polres Malang telah melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi, serta melakukan Visum terhadap mayat dan kerangka manusia.

Atas permintaan keluarga dan masyarakat setempat yang selama ini membantu korban, mereka menghendaki untuk segera memakamkan kedua korban.

Selama hidup, Rokani dan Suprapto tinggal berdua di rumah tersebut. Tidak diketahui bekerja sebagai apa keduanya untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Warga setempat kerap memberikan makanan dan membantu menyuplai kebutuhan pokok sehari hari.

Load More