Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Jum'at, 12 Agustus 2022 | 07:15 WIB
Ilustrasi Vaksinasi Booster (sehatnegeriku.kemkes.go.id)

SuaraJatim.id - Cakupan vaksinasi booster atau dosis penguat di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur masih rendah. Bahkan terlambat dan jauh dari yang ditargetkan sebelumnya. 

 "Capaian booster kita baru 21 persen, padahal targetnya 70 persen," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan, Hendra Purwaka mengutip dari Timesindonesia.co.id, Kamis (11/8/2022). 

Penyebabnya, lanjut dia, selain karena rendahnya minat, rupanya animo masyarakat yang menganggap bahwa cukup disuntik dosis primer, yakni satu dan dua sejauh ini masih mendominasi.

Kemudian, disusul dengan adanya beberapa kelonggaran dari pemerintah. Di sisi lain syarat menjadi herd immunity belum terpenuhi. 

Baca Juga: Manfaat Vaksinasi Penguat Kedua, Dokter: Dapat Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

"Memang masalahnya ada di pemahaman masyarakat yang belum optimal, padahal vaksin booster ini sangat penting," ujar Hendra. 

Ditanya soal wacana pemberian vaksinasi lanjutan untuk anak usia 6-11 tahun, dia mengaku belum mendapat surat resmi dari Kementerian Kesehatan RI, saati ini masih fokus untuk mengejar ketertinggalan capaian, utamanya bagi komorbid dan kelompok lansia. 

"Kemarin baru sebaran meme di medsos, tapi kami juga belum siap, tenaga nakes kan terbatas, apalagi sekarang sedang gencar Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN), mau menaikkan angka saja sangat susah," jelasnya terkait capaian angka vaksinasi covid-19 di Pacitan yang masih lambat.

Dinkes meyakini akan pentingnya kekebalan komunal jika kebijakan pemerintah dapat dijalankan secara optimal sehingga antibodi bagi masyarakat layaknya sebuah kebutuhan. 

Baca Juga: Total 2.868 Sasaran, Kulon Progo Capai 12,56 Persen Cakupan Vaksinasi Booster Kedua Nakes

Load More