Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Minggu, 02 Oktober 2022 | 22:14 WIB
Menpora Zainudin Amali (paling kiri) bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo (tengah) dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat menyampaikan keterangan di Stadion Kanjuruhan Malang, Jatim, Minggu (2/10/2022). [ANTARA/Willy Irawan]

SuaraJatim.id - Penggunaan Gas Air Mata oleh aparat dalam kerusuhan di stadion Kanjuruhan Malang disorot publik tanah air, terutama para penggemar sepak bola se-Indonesia.

Sebelumnya, dalam tragedi di Kanjuruhan Malang ini total korbannya sebanyak 448 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 125 orang tewas dan selebihnya luka-luka, mulai ringan sampai berat.

Kerusuhan sendiri terjadi setelah tim Arema FC dikalahkan rival abadinya Persebaya Surabaya dengan sekor 2-3. Kerusuhan pecah beberapa menit setelah laga berakhir. Polisi menembakan gas air mata untuk meredakan kerusuhan.

Tembakan gas air mata ini ditembakkan ke tribun penonton sehingga memicu kepanikan. Padahal, penggunaan aas air mata ini dinilai melanggar aturan FIFA dalam Stadium Safety and Security Regulation Pasal 19.

Baca Juga: Kenang Tragedi Kanjuruhan, Bendera Merah Putih dengan Pita Hitam Hiasi Papan Skor Laga Espanyol vs Valencia Hari Ini

Dalam aturan itu menegaskan bahwa penggunaan gas air mata dan senjata api dilarang untuk mengamankan massa dalam stadion. Lalu bagaimana dengan jawaban Kapolri terkait persoalan itu?

Kapolri Jenderal Sigit Sulistyo mengatakan bakal mendalami terkait Standar Operasional Prosedur (SOP) dan tahapan yang dilakukan oleh satgas maupun tim pengamanan.

Termasuk informasi adanya upaya penyelamatan terhadap pemain serta offisial Persebaya dan Arema. "Semua kita dalami," ujarnya.

Nantinya menjadi satu bagian yang akan diinvestigasi secara tuntas. Baik dari sisi penyelenggara, pengamanan dan pihak yang perlu dilakukan pemeriksaan untuk menuntaskan memberikan gambaran peristiwa.

"Sehingga ditemukan siapa yang nantinya bertanggungjawab," kata Listyo sigit menambahkan.

Baca Juga: Aremania Deadline Polisi 7 Hari Seret Tersangkanya, Jika Tidak Ribuan Suporter Bakal Turun Cari Sendiri Dalangnya

Sementara itu, untuk tindak lanjut investigasinya, Listyo Sigit mengatakan pihaknya bersama tim akan melaksanakan pengusutan terkait proses penyelenggaraan dan pengamanan.

Polisi sekaligus melakukan investigasi terkait peristiwa yang terjadi yang mengakibatkan banyaknya korban meninggal.

Saat ini pihaknya sudah mengajak tim dari mabes yang terdiri dari bareskrim polri, propam, inafis, serta puslabfor untuk melakukan langkah-langkah pendalaman investigasi.

Sebagai langkah awal, tim DVI Polri telah bekerja memastikan terkait identitas korban.

Hasil terakhir berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes), terkonfirmasi saat ini jumlah korban yang meninggal sebanyak 125 orang. Sebelumnya data awal berjumlah 129 orang

"dari data awal 129 orang saat ini data terakhir 125 karena ada tercatat ganda," ujarnya menambahkan.

Pihaknya juga melakukan langkah lanjutan dengan tim DVI dan penyidik untuk melakukan pendalaman lebih lanjut untuk menginvestigasi secara tuntas. Nantinya hasilnya juga akan disampaikan ke seluruh masyarakat.

Beberapa langkah yang dilakukan yakni pengumpulan data di TKP serta rekaman CCTV. "Yang jelas akan serius usut tuntas," imbuhnya.

Sementara itu pegiat Hukum dan HAM menyorot masalah itu. Dalam rilis YLBHI, LBH Surabaya dan Malang menegaskan penggunaan gas Air mata tersebut dilarang oleh FIFA.

FIFA dalam Stadium Safety and Security Regulation Pasal 19 menegaskan bahwa penggunaan gas air mata dan senjata api dilarang untuk mengamankan massa dalam stadion.

Kami menilai bahwa tindakan aparat dalam kejadian tersebut bertentangan dengan beberapa peraturan sebagai berikut :

  1. Perkapolri No.16 Tahun 2006 Tentang Pedoman pengendalian massa
  2. Perkapolri No.01 Tahun 2009 Tentang Penggunaan Kekuatan dalam Tindakan Kepolisian
  3. Perkapolri No.08 Tahun 2009 Tentang Implementasi Prinsip dan Standar Hak Asasi Manusia Dalam Penyelenggaraan Tugas Kepolisian Negara RI
  4. Perkapolri No.08 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Lintas Ganti dan Cara Bertindak Dalam Penanggulangan Huru-hara
  5. Perkapolri No.02 Tahun 2019 Tentang Pengendalian Huru-hara

Maka atas pertimbangan diatas, kami menilai bahwa penanganan aparat dalam mengendalikan masa berpotensi terhadap dugaan Pelanggaran HAM dengan meninggalnya lebih dari 150 Korban Jiwa dan ratusan lainnya luka-luka.

Kontributor : Fisca Tanjung

Load More