Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Jum'at, 21 Oktober 2022 | 07:17 WIB
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan berjalan menuju Gedung Ditreskrimum Polda Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (20/10/2022). [ANTARA FOTO/Didik Suhartono/rwa].

SuaraJatim.id - Tidak begitu banyak pertanyaan yang diberikan penyidik kepada Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan alias Iwan Bule. Hanya 45 pertanyaan saja. Namun, membutuhkan waktu sekitar lima jam untuk menjawab semua pertanyaan itu.

Sekitar pukul 17.59 Wib, ia dan tim keluar dari gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jatim. Terlihat Ahmad Riyadh ketua PSSI Jatim. Tidak banyak kalimat yang keluar dari mulut Iwan. Ia hanya meminta maaf karena tidak menghadiri pemanggilan pertamanya kemarin.

"Alhamdulillah telah selesai pemeriksaan. Mohon maaf, pemanggilan pertama tidak bisa hadir. Karena ada krgiatan di Kuala Lumpur dan rapat di Aceh," kata Iwan Bule saat ditemui di depan gedung Ditreskrimum Polda Jatim, Kamis 20 Oktober 2022.

Sementara itu Ahmad Riyadh yang menjadi juru bicara Iwan Bule menjelaskan, pertanyaan penyidik seputaran peran PSSI, tugas pokok sampai pada cara memprogram jadwal pertandingan. Termasuk pengawasan dalam pertandingan.

Baca Juga: Jejak Hitam Gianni Infantino di FIFA: Diselidiki Kasus Dugaan Korupsi

Namun ia tidak mengetahui apakah nanti ketua PSSI itu, akan diperiksa kembali oleh penyidik. "Tergantung penyidik. Kekurangannya apa. Kita akan tetap koorperatif. Terpenting penyidikan di Malang ini cepat selesai," katanya.

Pun ia menegaskan jika PSSI akan tetap bertanggungjawab. Ia mengklaim termasuk kehadiran ketua dan wakil PSSI dalam penyidikan sebagai saksi itu, adalah bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan oleh pengurus PSSI.

"Ada pertanggungjawaban yang diberikan dalam pemeriksaan hari ini. Nanti juga ada peraturan Polisi yang digojlok yang seimbang dilakukan oleh FIFA, PSSI dan Pemerintah. Dalam hal ini kepolisian. Jadi aturannya sinkron. Semua bisa dijalankan," bebernya.

Terkait konfrensi luar biasa (KLB) dampak dari kasus kerusuhan di Stadion Kanjuruhan itu, ia menyebut bahwa, penetapan itu adalah hak anggota PSSI. Jika anggota meminta, sesuai statuta yang ada, KLB itu bisa terlaksana.

"Pihak luar, tidak bisa serta merta menjadikan KLB. Ada proses yang harus dilalui," terangnya. Sehingga, desakan mundur yang diminta masyarakat itu adalah berdasarkan rekomendasi. "Jadi keputusannya pada aturan," ucapnya.

Baca Juga: Iwan Bule Batal Ketemu Jokowi, Dicecar 45 Pertanyaan Polisi

Namun, tanpa permintaan itu, November 2023 mendatang, kepengurusan PSSI saat ini juga telah habis masa jabatannya. Sehingga, tiga bulan sebelumnya ketua dan wakil harus mundur dari jabatannya. "Jadi, walau tidak didesak juga, akan mundur dengan sendirinya kok," tegasnya.

Tapi yang pasti, di tubuh PSSI kedepannya akan ada transformasi. Sehingga, menjadikan PSSI kedepannya lebih baik lagi. "Perlu diketahui, kita sudah empat kali KLB. Tapi hasilnya apa? Tetap begini saja kan? Jadi, harusnya kita berkonsentrasi bagaimana PSSI jadi baik," terangnya.

Pun ia belum bisa memastikan, kapan pertandingan Liga 1 akan dimulai lagi. Walau, PSSI sudah membuat target akan melaksanakan pertandingan pada 24 November 2022. "Kita kan menunggu ini selesai dulu semua. Termasuk aturan baru nanti. Tapi targetnya sih 24 November. Liat perkembangan nanti," tambahnya.

Hari itu, Wakil Ketum PSSI Iwan Budianto juga diperiksa. Ia diberikan pertanyaan cukup banyak oleh penyidik. Ada 70 pertanyaan. Namun, ia tidak mau banyak bicara terkait hasil pemeriksaan yang dirinya jalankan. "Hanya terkait tupoksi PSSI saja. Ya gitu-gitu lah," kata Iwan Budianto.

Kontributor : Yuliharto Simon Christian Yeremia

Load More