SuaraJatim.id - Banjir parah kembali terjadi di Jawa Timur ( Jatim ). Kemarin Banyuwangi, sekarang Ponorogo. Banjir air bah ini merendam sejumlah desa dan kecamatan. Banjir bahkan menggenangi jalanan setempat.
Salah satu desa yang tergenang banjir ini adalah Desa Gandukepuh Kecamatan Sukorejo. Air yang menggenangi jalan itu, merupakan luapan air sungai Sekayu. Banjir ini terjadi setelah kawasan itu diguyur hujan lebat, Selasa (14/02/2023) malam.
Banjir ini terjadi hingga malam dini hari akibat luapan sungai tersebut. Salah satu warga Desa Gandu Kepuh, Wachid Dyo Prasetyo, menjadi salah satu koban yang halaman rumahnya tergenangi air luapan sungai, Rabu (15/02/2023).
"Air sungai naik tadi sekitar pukul 03.00 WIB," katanya dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com, Rabu (15/02/2023).
Baca Juga: Waspadai Gelombang Dua PMK, Angka Kasus di Magetan dan Ponorogo Naik Lagi
Wachid mengungkapkan bahwa hujan turun sepanjang Selasa malam. Mulai ba’da salat Isya hingga Rabu dini hari. Setelah hujan mulai reda sekitar pukul 02.00 WIB, selang satu jam halaman rumahnya tergenangi oleh air. Prosesnya cepat sekali. Kemungkinan debit air di sungai Sekayu naiknya juga cepat.
"Selang satu jam setelah hujan reda itu, halaman mulai tergenangi air. Air itu berasal dari luapan sungai Sekayu, dan terjadinya sangat cepat. Mungkin debit air juga meningkat cepat," katanya.
Ruas jalan nasional itu, tergenangi oleh air dengan ketinggian sekitar 20-30 centimeter. Keadaan itu sempat membuat macet.
Sebab, ratusan kendaraan sepeda motor sangat hati-hati dalam melewati ruas jalan yang tergenangi air. Tak jarang sepeda motor yang nekat melaju di jalan yang tergenangi oleh air itu mengalami mogok.
"Sebelum pukul 07.00 tadi kan banyak anak sekolah yang berangkat. Karena tau jalannya banjir, ada yang berhenti di pinggir jalan. Sehingga membuat macet," kata Heni Sumiati yang akan mengantarkan anaknya ke SD Maarif Ponorogo.
Baca Juga: Sempat Landai, Wabah PMK di Ponorogo Merebak Lagi 239 Sapi Terjangkit
Dia mengaku sempat macet tidak bergerak selama setengah jam di barat traffic light perempatan Sekayu. Beruntung ada petugas dari kepolisian, TNI dan BPBD Ponorogo yang mengurangi kemacetan.
Sehingga, kemacetan yang sempat panjang itu bisa diurai. Kendaraan dari arah barat maupun timur sudah mulai bergerak, meski harus pelan dan hati-hati.
"Tadi sempat kejebak macet, hampir setengah jam tidak bergerak. Terus mulai diurai oleh petugas kepolisian dan TNI," katanya
menambahkan.
Tiga kecamatan terendam
Tiga kecamatan di Kabupaten Ponorogo terendam banjir kiriman dari Jawa Tengah. Genangan air berasa dari Bulukerto dan Purwantoro di Kabupaten Wonogiri.
Selain itu, hujan semalaman membuat sungai yang berada di Kecamatan Sukorejo, Kecamatan Kauman dan Kecamatan Ponorogo meluap.
"Sejak kemarin sore hujan deras. Juga ada kiriman air dari Bulukerto dan Purwantoro yang mengarah ke sungai di Ponorogo," kata Kalaksa BPBD Ponorogo Henry Indrawardana.
Dari tiga kecamatan terdampak banjir itu, sedikitnya ada 15 titik yang tergenangi air. Seperti Dusun Ngambaan (Sukorejo), Desa Gandukepuh (Sukorejo), Desa Kauman (Kauman), Desa Paju (Ponorogo).
Namun, dari beberapa titik wilayah yang banjir itu, ada titik yang sudah mulai surut. “Ada titik wilayah yang mulai surut airnya,” katanya.
Sejak hari Rabu dini hari, ketinggian air sekitar 50-80 centimeter. Ada sekitar 30 rumah yang tergenang air yakni di Dusun Prayungan, Kelurahan Paju, Kecamatan Ponorogo.
"Tadi ada warga yang lansia diungsikan, karena rumahnya kemasukan air dan berada di rumah sendiri. Kita bawa ke Balai Kelurahan Paju dan kita berikan perawatan," katanya.
Banjir juga menggenangi jalan nasional yang menghubungkan Ponorogo, Jatim dan Wonogiri, Jateng. Ruas jalan nasional yang tergenangi itu berada di Desa Gandu Kepuh, Kecamatan Kauman, Ponorogo.
Ada sekitar 500 meter, ruas jalan nasional itu yang tergenangi oleh air. Air itu berasal dari luapan sungai Sekayu yang sejak pukul 03.00 WIB mulai meningkat dan menggenangi daerah yang berada di sekitar aliran sungai.
Berita Terkait
-
Waspadai Gelombang Dua PMK, Angka Kasus di Magetan dan Ponorogo Naik Lagi
-
Sempat Landai, Wabah PMK di Ponorogo Merebak Lagi 239 Sapi Terjangkit
-
Keren dan Bangga, Kesenian Reog Ponorogo Membuat Banyak Orang Terpukau di Belgia
-
Ribuan Remaja di Malang Ajukan Pernikahan Dini, Turut Dipicu Kehamilan di Luar Nikah
-
Duh! Ratusan Kendaraan Dinas Pemkab Ponorogo Nunggak Pajak Tahunan
Terpopuler
- Telat Gabung Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Rp31,29 Miliar Dicoret Kluivert Lawan China
- 7 Pilihan Mobil Bekas Murah di Bawah Rp30 Juta, Barang Lawas Performa Tetap Berkelas
- Kontroversi Bojan Hodak di Kroasia, Sebut Persib Bandung Hanya Tim Papan Bawah
- Dear Erick Thohir! Striker Pencetak 29 Gol Keturunan Kota Petir Ini Layak Dinaturalisasi
- 7 HP Murah dengan Kamera Jernih: Senjata Andalan Para Content Creator
Pilihan
-
Timnas Indonesia Resmi Batal ke Piala Dunia 2026 Secara Otomatis andai Hasil Ini Terjadi Sore Ini
-
3 Rekomendasi Mobil BMW Bekas Murah Rp50 Jutaan, Tetap Elegan Tak Ada Lawan
-
3 Rekomendasi Mobil Mercy Bekas Murah Rp50 Jutaan, Barang Lawas yang Berkelas
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Rp 2 Jutaan Terbaru Juni 2025, Selalu Bisa Jadi Andalan
-
7 Rekomendasi Bumbu Rendang Instan Terbaik, Anti Ribet Cita Rasa Autentik
Terkini
-
Gubernur Khofifah Ajak Semua Pihak Kelola Sampah, Jatim Jadi Provinsi dengan Bank Sampah Terbanyak
-
Gubernur Khofifah Ibadah Haji: Tata Kelola Masjidil Haram Tahun Ini Sangat Bagus
-
3229 Koperasi Merah Putih Jatim Disahkan, Tertinggi Nasional, Gubernur Khofifah: Optimis Segera 100%
-
DPRD Jatim Soroti Program Penanganan Kemiskinan Hingga Pengangguran
-
Meluruskan Niat Kurban Patungan: Pesan Bijak dari Gus Baha