Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Selasa, 05 September 2023 | 18:45 WIB
Para keluarga yang bangunan rumahnya ambruk sedang berusaha menyelamatkan barang-barangnya. [SuaraJatim/Dimas Angga]

SuaraJatim.id - Beberapa bangunan ambruk diduga terkena pengerjaan proyek box culvert Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Sebanyak 3 bangunan di kawasan Jalan Kapasari 63 A, B, dan C Surabaya roboh.

Pemilik tiga bangunan tersebut mencoba memindahkan beberapa barang yang bisa diselamatkan.

Naimah, pemilik bangunan menceritakan awal mulanya bangunan ambruk. "Mulai geter-geter (getaran) jam 10 (pukul 22.00 WIB) malam. Di dalam, posisi saya kerja ngintip dari pintu dalam posisi bego (alat berat) ada di depan pintu. Lumayan lama," ujar salah satu pemilik bangunan, Naimah, Selasa (5/9/2023).

Menurut perempuan berusia 38 tahun itu, usai merasakan getaran akibat bego yang beroperasi membuat bangunan miliknya ambruk, hingga beberapa barang menimpa dirinya.

Baca Juga: Duh! 4 Pemain Batal Bergabung dengan Timnas Indonesia Lawan Turkmenistan

"Moro-moro (tiba-tiba) langsung ambruk. Kepala saya ketindihan salon (sound). Posisi kamar saya ada seng, jadi kayu besar masuk, patah. (Ukuran kamar saya) lebar dua meter, panjang 2,5 meter," kata Naimah.

Mayoritas, barang dagangan onderdil sepeda motor bekas dan baru yang masih utuh. Sebagian lainnya ikut hancur tertimpa reruntuhan atap dan bangunan.

Beruntung ia dan suaminya, yang ada di dalam bangunan tadi malam belum tidur. Saat kejadian langsung menyelamatkan diri dengan merangkak keluar.

"Kesusahan keluar merangkak dari kayu, gak bisa tidur. Toko sebelah kosong. Saya gak apa-apa (tidak luka) cuma benjol di kepala. Suami (Solikin) gak apa-apa," imbuhnya.

Naimah kini bersama dengan tujuh anggota keluarga lainnya terpaksa harus mengungsi sementara di rumah saudara. Semua barang-barang jualan sampai ketiga tokonya tersebut bisa ditempati lagi.

Baca Juga: Kalahkan Borneo FC, Persebaya Pertahankan Rekor 5 Laga Tanpa Kekalahan

"15-16 tahun sudah tinggal di sini. Cuma saya, suami, sama anak. Kalau yang lain punya rumah jadi pulang," ungkapnya.

Dari pihak kontraktor pengerjaan box culvert, Febri selaku pengawas membantah ada alat berat yang menyentuh atap atau bagian bangunan Naimah.

"Saya di lokasi tadi malam. Gak ada nyentuh bego (alat berat) ke bangunan atau atap. Mungkin (ambruk karena) kena getarannya. Karena bawah bangunan gak ada pondasi, cuma bata langsung. Pengerjaan mulai depan rumah yang belum ditutup (box culvert)," jelasnya.

Terpisah Laksita Rini Sevriani Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya mengaku baru menerima laporan pagi tadi.

"Tadi terima laporan jam tujuh pagi. Itu kejadian tadi malam. Kurang lebih pukul 00.00 WIB. Kita tindaklanjuti koordinasi dengan lurah, camat, dan DSDABM," jelas Rini.

Langkah selanjutnya, kata dia, akan digelar mediasi antara Pemkot Surabaya, pihak kontraktor, dan para pemilik bangunan yang masih satu keluarga itu di Kantor Kelurahan Kapasari pukul 13.00 WIB.

"Kalau teman-teman BPBD membantu pembersihan nanti. Sementara kita tutup dulu lokasinya takutnya masyarakat nanti banyak yang masuk jadi ditutup pakai terpal. Nanti setelah listrik padam, kemudian dari DSDABM mediasinya seperti apa, kita akan pembersihan. Baru pemilik toko bisa ambil barang-barang, kita bantu," tandasnya.

Kontributor : Dimas Angga Perkasa

Load More