SuaraJatim.id - Ratusan penyandang disabilitas di Jawa Timur mendapatkan fasilitas penguatan keterampilan dan skill entrepreneurship dari Pemprov Jatim. Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UMKM Jatim, total sudah ada 360 orang penyandang disabilitas yang mendapatkan program pelatihan start up, pendampingan rintisan usaha, memulai bisnis, hingga pemasaran produk.
Pelatihan start up ini dilakukan di sejumlah daerah, antara lain Kab. Jember, Kota Pasuruan, Kab. Jombang, Kab. Ngawi, Kab. Madiun, Kab. Trenggalek, Kab. Tulungagung, Kab. Situbondo dan Kab. Banyuwangi.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa pelatihan tersebut adalah upaya nyata untuk membangun ketahanan ekonomi bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan utamanya para disabilitas, sehingga bisa menjadi penguatan agar mereka bisa berdaya secara ekonomi dan mandiri.
"Kegiatan pelatihan ini merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan para saudara-saudara kita penyandang disabilitas. Harapannya usai pelatihan, akan banyak pelaku start up dari penyandang disabilitas," ungkapnya, Jumat (6/10/2023).
Khofifah menjelaskan, pelatihan yang diberikan bermacam-macam bentuknya. Misalnya di Jember, penyandang disabilitas diajarkan untuk membuat batik, di Pasuruan pembuatan frozen food. Ada juga kriya tangan, pembuatan kue basah, dan lain sebagainya.
Materi pelatihannya juga tidak hanya terkait proses produksi saja, namun juga standardisasi produk, penguatan digital marketing, hingga pemanfaatkan aplikasi digital untuk membuat materi promosi seperti menggunakan canva.
Tak hanya itu, para penyandang disabilitas juga diajak untuk belajar berjualan melalui e-commerce Indonesia, termasuk strategi berjualan tanpa modal sebagai dropshipper juga diajarkan pada mereka.
"Hal ini bertujuan agar para pelaku usaha disabilitas ini nantinya juga bisa go digital Sesuai perkembangan teknologi saat ini, sehingga usaha mereka juga bisa naik kelas," imbuhnya.
Lebih lanjut dijelaskan Gubernur Khofifah, pelatihan yang diberikan Pemprov Jatim melalui Dinas Koperasi dan UMKM Jatim bukan hanya pada mereka yang belum punya usaha. Mereka yang sudah memiliki usaha skala rumahan atau tingkat kecil hingga menengah juga bisa mengikuti pelatihan agar mampu upscale usahanya.
Baca Juga: Khofifah Dorong Konektifitas Wilayah Lewat Pengembangan Transportasi Massal di Jatim
“Bagi mereka yang sudah memiliki produk, mereka diberikan pelatihan khusus untuk memaksimalkan teknologi digital untuk pemasaran produknya,” tandasnya.
Hal itu sepeti yang dilakukan di Kabupaten Madiun. Para pelaku usaha Frozen food dari kalangan disabilitas diajak untuk mengikuti pelatihan bertajuk membangun karakter wirausaha berbasis digitalisasi.
Mereka diajari untuk mempromosikan produk jualan mereka di toko online dan website, praktek vacum dan sealer agar bisa dijual secara Frozen dan tahan lama dan beragam materi lainya agar usahanya bisa semakin berkembang.
Begitu juga yang diselenggarakan di Tulungagung dan Trenggalek. Tak hanya soal penguatan dan marketing produk. Namun pendampingan dan pelatihan yang diberikan juga sampai pada tataran manajemen bisnis dan keuangan.
Gubernur Khofifah menegaskan, penguatan sektor UMKM termasuk di dalamnya kalangan disabilitas sangat penting dilakukan. Hal ini karena kontribusi Koperasi dan UMKM terhadap PDRB Jatim sangat besar yaitu mencapai 58,36%.
Total saat ini populasi UMKM di Jatim mencapai 9,78 juta dimana sebanyak 5,16 juta merupakan berasal dari UMKM sektor pertanian dan 4,62 juta lainnya merupakan UMKM Non Pertanian.
"Jika sektor UMKM kita semakin berdaya, tentu pertumbuhan ekonomi kita juga akan semakin meningkat. Pelatihan ini pun akan terus kita lakukan dan menjangkau lintas elemen," imbuhnya.
Di akhir, Gubernur Khofifah berharap dengan pelatihan wirausaha yang diberikan pada para pelaku UMKM disabilitas ini bisa mengembangkan usahanya, sehingga, selain mereka bisa berdaya secara mandiri juga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat lainnya, terutama dari kalangan disabilitas.
“Jadi penguatan ini diharapkan bisa memberi multiplier effect ke depannya. Ketika usahanya berhasil berkembang tentu mereka akan membutuhkan tenaga kerja tambahan sehingga membuka lapangan pekerjaan bagi lainnya,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
10 Tahun Jokowi, Indonesia Juara Umum Paragames Tiga Kali Berturut-Turut dan Raih Medali Emas di Dua Paralimpiade
-
Dari UU ke Realita: Mengapa Hak Penyandang Disabilitas Masih Diabaikan?
-
PNM dan Jamkrindo Latih Perempuan Disabilitas Jadi Wirausaha Batik
-
Fesyen Adaptif: Inovasi Inklusif di Dunia Mode untuk Penyandang Disabilitas
-
Vera Utami: Pionir Inklusivitas Pakaian Adaptif bagi Penyandang Disabilitas
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
-
Investigasi Kekerasan di Paser: Polisi dan Tokoh Adat Serukan Kedamaian
Terkini
-
Hari Kesehatan Nasional Ke-60, Pj. Gubernur Adhy Apresiasi Tim Yankes Bergerak Layani 1.067 Masyarakat Pulau Kangean
-
Redaktur Eksekutif Suara.com Bagi Tips ke Siswa SMK Gresik Kembangkan Industri Kreatif
-
Survei Pilgub Jatim Versi Poltracking: Makin Mengerucut Jelang Detik-detik Akhir
-
Cawagub Risma akan Normalisasi Sungai Kali Porong untuk Sumber Air: Kalau Beli Mahal
-
Terkuak Pemicu Pembacokan Sampang, Polda Jatim Beberkan Motif Sebenarnya