Parno menjelaskan harga bawang putih cenderung stabil. Sebab, ia mengungkapkan, bawang putih yang dijual impor. Sehingga, stok barangnya selalu ada. “Faktor cuaca juga yang memengaruhi terjadinya kenaikan harga bahan pokok ini. Ditambah libur nataru. Sehingga distribusinya terhambat,” bebernya.
Sementara itu bawang merah, Parno mengaku mengambil dari Nganjuk yang dijual Rp40 ribu per kilogram. “Hanya bawang putih dan jahe yang impor. Sisanya produk lokal di sini. Kondisi alam saat ini buat semua produk kualitasnya berkurang,” katanya lagi.
Kondisi harga bahan pokok selama libur Nataru itu ternyata berdampak pada inflasi 2024. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim inflasi tahun lalu sebesar 1,51 persen. Masih di bawah target pemerintah sebesar 2,5 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur Zulkipli mengatakan, dari 11 kota yang dihitung dalam Indeks Harga Konsumen (IHK), inflasi tahunan tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 1,97 persen. Sedangkan Bojonegoro mencatat inflasi terendah sebesar 1,14 persen.
Baca Juga: Kronologi Tabrakan Beruntun di Jalan Basuki Rahmat Surabaya, Satu Orang Meninggal
Secara bulanan, inflasi Jawa Timur pada Desember 2024 mencapai 0,46 persen. Sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional sebesar 0,44 persen.
“Kelompok makanan, minuman, dan tembakau, menjadi penyumbang utama inflasi bulanan dengan andil 0,40 persen. Bojonegoro mencatat inflasi bulanan tertinggi pada Desember sebesar 0,58 persen. Sedangkan Probolinggo terendah dengan 0,28 persen,” ungkap Zulkipli.
Komoditas seperti cabai merah dan rawit menjadi pemicu utama inflasi bulan Desember, dengan kenaikan masing-masing sebesar 61,33 persen dan 20,01 persen.
Sementara itu, Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono menjelaskan, kenaikan harga itu faktor dari Nataru. Permintaan natal dan tahun baru kemarin mengalami peningkatan. Inflasi juga mengalami kenaikan sedikit. “Tetapi masih dalam kewajaran,” ucapnya.
Ia pun sudah berdiskusi dengan dinas perindustrian dan perdagangan Jatim terkait langkah yang akan diambil untuk menurunkan kembali harga komoditas di pasar. Kami juga nanti akan turun langsung ke lapangan untuk melihat harga bahan pokok di pasar,” kata mantan sekretaris daerah provinsi (Sekdaprov) Jatim itu.
Baca Juga: Banjir Bandang Terjang Situbondo, Jalur Surabaya-Banyuwangi Sempat Terputus
Kontributor : Yuliharto Simon Christian Yeremia
Berita Terkait
-
5 Kontroversi UD Sentoso Seal: Bantah Tahan Ijazah Eks Karyawan, Kelakuan Bos Bikin Wamenaker Murka
-
Profil UD Sentoso Seal, Distributor Oli yang Tahan Ijazah dan Potong Gaji Karyawan Jika Salat Jumat
-
Profil Jaiden Law, Winger Keturunan Surabaya Kelahiran Sydney yang Bakal Trial di Klub Spanyol
-
Rayhan Hanan Buka-bukaan Soal PR Besar Persija Jakarta, Optimis Bangkit?
-
BRI Liga 1: Imbangi Persija, Misi Persebaya Surabaya Masih Belum Tuntas?
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
Terkini
-
Makin Ramah Pengguna, BRImo Hadir dengan Bahasa Indonesia dan Inggris
-
Pendaftaran Tanah Elektronik: Khofifah Dorong Notaris & PPAT Jatim Lebih Efisien!
-
Berikut Ini Kisah Sukses Bening by Helena Bersama BRI
-
Gubernur Khofifah Komitmen Bangun Moderasi Beragama Diajarkan Sejak Dini, Jaga Sinergi dengan BNPT
-
Puluhan Mantan Karyawan yang Ijazahnya Ditahan Resmi Lapor Polisi