SuaraJatim.id - DPRD Jatim menyoroti sejumlah permasalahan yang masih butuh perhatian pemerintah provinsi (Pemprov).
Hal itu disampaikan dalam pandangan akhir fraksi di Rapat Paripurna dengan agenda pendapat akhir atas laporan pertanggungjawaban (LKPj) APBD Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2024 pada Senin, 2 Juni 2025.
Dalam rapat tersebut seluruh fraksi menyetujui LKPj APBD Jatim 2024, namun dengan beberapa catatan.
Juru bicara Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim dalam rapat paripurna, Dewanti Dewanti Rumpoko menyoroti program-program penanggulangan kemiskinan.
Pihaknya menilai, angka kemiskinan per Maret 2024 masih stagnan di angka 10,13 persen.
“Kami mendorong penataan ulang program penanggulangan kemiskinan berbasis data spasial yang lebih akurat per desa dan kelurahan,” ujar Dewanti.
Menurutnya, pendekatan program melalui peta kemiskinan akan jauh lebih efektif untuk memastikan intervensi tepat sasaran.
Kemudian, Fraksi PDIP DPRD Jatim juga mengusulkan adanya tambahan alokasi anggaran mencapai Rp250 miliar untuk mendukung program padat karya produktif, pelatihan vokasi, hingga pemberdayaan UMKM.
“Langkah ini strategis untuk menurunkan kemiskinan dan pengangguran dalam dua tahun ke depan,” katanya.
Baca Juga: Ribuan Anak di Jatim Menikah Dini, yang Tak Tercatat Lebih Banyak?
Mantan Wali Kota Batu itu pun mengingatkan mengenai tingkat pengangguran terbuka yang masih berada di angka 5,13 persen.
Selain persoalan kemiskinan dan pengangguran, Fraksi PDIP Jatim menyoroti belum rincinya laporan realisasi belanja Pendidikan dan Kesehatan.
Laporan sektor pendidikan dan Kesehatan dalam dokumen keuangan daerah ini penting untuk mengetahui penggunaan anggaran di sektor tersebut sudah sesuai atau belum.
“Kita tidak bisa memverifikasi apakah alokasi minimal 20 persen untuk pendidikan dan 10 persen untuk kesehatan benar-benar terealisasi,” ungkapnya.
Juru bicara Fraksi PAN DPRD Jatim di rapat paripurna, Husnul Aqib pun menyampaikan mengenai catatan yang sama, yakni masalah pengangguran terbuka.
Politikus Dapil Gresik-Lamongan itu menekankan perhatian pada tingkat pengangguran terbuka yang masih didominasi lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK).
Berita Terkait
Terpopuler
- Pemain Terbaik Liga 2: Saya Siap Gantikan Ole Romeny!
- Pemain Arsenal Mengaku Terbuka Bela Timnas Indonesia
- 1 Detik Pascal Struijk Resmi Jadi WNI, Cetak Sejarah di Timnas Indonesia
- 4 Sedan Bekas Murah di Bawah Rp 30 Juta: Perawatan Mudah, Cocok untuk Anak Muda
- Pelatih Belanda Dukung Timnas Indonesia ke Piala Dunia: Kluivert Boleh Ambil Semua Pemain Saya
Pilihan
-
Jelang Super League, PSIM Yogyakarta Ziarahi Makam Raja: Semangat Leluhur untuk Laskar Mataram
-
Hasil Piala AFF U-23 2025: Thailand Lolos Semifinal dan Lawan Timnas Indonesia U-23
-
42 Ribu Pekerja Terkena PHK di Tahun Pertama Prabowo Menjabat
-
BPK Ungkap Rp3,53 Triliun Kerugian Negara dari Era SBY Hingga Jokowi Belum Kembali ke Kas Negara
-
5 Rekomendasi HP 5G Xiaomi di Bawah Rp 4 Juta Terbaru Juli 2025
Terkini
-
Desain Kamar Tidur Anak dengan Furnitur Custom: Worth It Nggak, Sih?
-
Jatim Pecahkan Rekor! Khofifah Laporkan ke Prabowo: 100% Desa Punya Koperasi Merah Putih
-
Kemudahan Layanan Digital Dongkrak Pengguna BRImo Jadi 42,7 Juta, Tumbuh 21,2%
-
Saran DPRD Jatim untuk Koperasi Merah Putih, Lakukan Ini Agar Sehat
-
AgenBRILink Makin Diandalkan, Volume Transaksi Capai Rp843 Triliun dalam Semester Pertama 2025