Muhammad Yunus
Minggu, 13 Juli 2025 | 20:03 WIB
Ilustrasi: Xiaomi 14T vs iPhone 15 Pro

SuaraJatim.id - Dulu, ponsel hanya alat komunikasi. Kini, ia adalah kantor berjalan, dompet digital, kamera profesional, dan pusat hiburan dalam satu genggaman.

Seiring dengan evolusi fungsinya, harganya pun meroket. Di tahun 2025, memiliki smartphone seharga Rp 20 juta atau bahkan lebih, seperti iPhone seri Pro Max atau Samsung Galaxy Z Fold, sudah menjadi hal yang lumrah.

Namun, di balik kemewahan dan kecanggihannya, ada satu risiko yang menghantui para pemiliknya. Biaya perbaikan yang luar biasa mahal.

Layar retak atau kerusakan akibat tercebur air bisa menelan biaya jutaan rupiah, setara dengan harga ponsel baru kelas menengah.

Fenomena inilah yang mendorong tren baru yang semakin diminati. Asuransi gadget.

Pertanyaannya, apakah proteksi tambahan ini benar-benar diperlukan, atau hanya sekadar pelengkap gaya hidup?

Anatomi Risiko: Apa Saja yang Mengancam HP Mahal Anda?

Memiliki gawai canggih berarti hidup dengan risiko konstan.

Mulai dari insiden sepele seperti tergelincir dari genggaman dan menyebabkan layar retak, hingga ketumpahan kopi saat bekerja.

Baca Juga: Cara Top Up Pulsa Ponsel Dengan Mudah

Belum lagi risiko yang lebih serius seperti pencurian atau perampasan di tempat umum.

Biaya perbaikan resmi untuk perangkat premium ini tidak main-main. Penggantian layar OLED untuk model flagship bisa mencapai Rp 5-7 juta.

Kerusakan pada motherboard akibat korsleting atau kemasukan cairan bahkan bisa lebih mahal lagi, seringkali membuat perbaikan menjadi tidak ekonomis.

Inilah celah yang coba ditutup oleh asuransi gadget.

Membedah Polis Asuransi Gadget: Apa Saja yang Dilindungi?

Pada dasarnya, asuransi gadget adalah jaring pengaman finansial untuk perangkat Anda.

Load More