SuaraJatim.id - Belajar dari pengalaman di DKI Jakarta saat pemadaman listrik berlangsung yang menyebabkan sejumlah tarffic light atau lampu lalu lintas tidak berfungsi, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya Jawa Timur menyiapkan puluhan solar cell di beberapa titik lampu pengatur jalan.
Pemasangan solar cell tersebut dilakukan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya di puluhan titik lampu lalu lintas.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Irvan Wahyudrajat menjelaskan pemasangan alat solar cell di beberapa titik merupakan langkah antispasi, jika PLN sewaktu-waktu memadamkan listrik.
"Belajar dari kejadian akhir tahun 2016 silam, saat itu listrik padam. Untuk itu kami tidak ingin ambil risiko, karena dampaknya banyak. Lebih baik, kita antisipasi saja dengan terus menambah solar cell," ujar Irvan.
Baca Juga:Mati Listrik Seharian, PLN akan Digugat ke Pengadilan
Irvan mengakui langkah tersebut, sebenarnya bukan hanya untuk antisipasi saja. Pemasangan solar cell juga dilakukan untuk penghematan pemakaian listrik. Sebab, selama ini pengeluaran biaya untuk listrik cukup besar.
"Fungsi solar cell yang mengunakan tenaga matahari ini otomatis dan sangat menghemat pemakaian listrik selama memakainya. Untuk kisaran harga per titik alat solar cell Rp 150 juta hingga Rp 190 Juta, seperti yang ada di Simpang. Tetapi semua tidak sama harganya, karena melihat kebutuhan daya listriknya," katanya.
Sebelumnya, Irvan mengatakan hanya ada 23 titik lampu lalu lintas yang menggunakan solar cell sudah terpasang di Kota Surabaya. Kekinian, dishub akan menambah 15 titik, dan satu titik sedang dalam proses.
"Terhitung ada 49 solar panels untuk traffic light di Surabaya. Namun satu alat masih proses pemasangan," pungkasnya.
Kontributor : Dimas Angga Perkasa
Baca Juga:Jakarta Masih Lumpuh, 19 Traffic Light Belum Berfungsi