Ahli Geologi ITS Sebut Area Semburan Lumpur di Kutisari Bekas Kilang Minyak

Kutisari yang dulunya sebagai kilang minyak mentah yang lumayan besar.

Chandra Iswinarno
Selasa, 24 September 2019 | 19:12 WIB
Ahli Geologi ITS Sebut Area Semburan Lumpur di Kutisari Bekas Kilang Minyak
Lokasi semburan minyak di areal rumah mess karyawan di Kota Surabaya. [Suara.com/Dimas Angga P]

SuaraJatim.id - Munculnya semburan lumpur di Kutisari Indah Utara III no 19 Surabaya disebut Ahli Geologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sebagai hal yang wajar.

Hal tersebut disampaikan Ahli Geologi ITS Amien Widodo. Dia mengatakan, memang di Bagian Utara Jawa Timur dikenal adanya cekungan minyak dan gas (migas).

"Di Jawa Timur bagian utara, itu dikenal dengan cekungan migas. Itu sudah terkenal bahwa merupakan daerah banyak migasnya. Sudah (ada) diusahakan sejak zaman (Kolonial) Belanda dulu. Jadi di Surabaya ini, sudah ada lapangan minyak milik Belanda sejak tahun 1.800-an. Itu ada di Krukah, Wonokromo, Kutisari, sampai ke Gunung Anyar," ujarnya, Selasa (24/9/2019).

Ia menambahkan, jika Kutisari yang dulunya sebagai kilang minyak mentah yang lumayan besar, namun produksinya menurun sehingga ditinggalkan.

Baca Juga:Banyak Kandungan Kimia, Semburan Lumpur Minyak di Kutisari Dimonitor

"Sekarang, kalau itu statusnya sudah abandon, jadi memang kemungkinan dia bisa keluar lagi. Karena minyak di bawah sana itu berproduksi, dan karena dia ada tambahan-tambahan sehingga nanti dia ada tekanan untuk keluar lagi. Seperti yang terjadi di sini," imbuhnya.

Saat ditanya adanya kilang minyak, atau pengeboran di lokasi tersebut, Amien mengiyakan ada. Bahkan tak jauh dari lokasi semburan lumpur tersebut.

"Iya. Sekarang pun masih ada pengeboran, kira-kira satu kilometer dari sini, ada yang ngebor. Ditimbo (ditimba) model kayak di Bojonegoro itu, dimasukan pipa gitu," ungkapnya.

Ia juga mengatakan, semburan lumpur beserta minyak ini akan berhenti dengan sendirinya.

"Kita mengharapkan ini berhenti sendiri. Jadi memang kalau nanti produksinya abis ya berhenti. Jadi pengalaman di beberapa di Menjeng dulu tahun 2018 keluar gak sampai sebulan ilang. Sekarang yang terjadi juga di Gresik. Umumnya gak sampai sebulan," pungkasnya.

Baca Juga:Lokasi Semburan Gas di Surabaya, Dipasang Imbauan Dilarang Merokok

Sebelumnya, rumah yang dijadikan Mess untuk pegawai PT Classic Prima Karpet ini, mengeluarkan semburan lumpur dengan cairan hitam, beraroma solar, pada Senin (23/9/2019) kemarin, tepatnya pukul 13.00 WIB.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini