BEM Unej Setuju Pertemuan Dengan Jokowi Harus Disiarkan Televisi Nasional

BEM Unej sendiri menginginkan pertemuan mahasiswa dengan Presiden Joko Widodo harus berlangsung secara terbuka agar semua pihak bisa menyaksikan pertemuan tersebut.

Chandra Iswinarno
Minggu, 29 September 2019 | 02:10 WIB
BEM Unej Setuju Pertemuan Dengan Jokowi Harus Disiarkan Televisi Nasional
Aksi Mahasiswa Unej. [Antara]

SuaraJatim.id - Sikap Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) yang tidak memenuhi undangan Istana untuk berdialog dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) lantaran tidak memenuhi syarat yang diajukan, disepakati BEM Universitas Jember (BEM Unej).

BEM Unej sendiri menginginkan pertemuan mahasiswa dengan Presiden Joko Widodo harus berlangsung secara terbuka agar semua pihak bisa menyaksikan pertemuan tersebut.

"Pertemuannya harus terbuka atau ditayangkan di sejumlah stasiun televisi. Itu menjadi salah satu prasyarat BEM Seluruh Indonesia yang diajukan kepada Presiden Jokowi," kata Ketua BEM Unej Ahmad Fairuz Abadi seperti dilansir Antara di Kabupaten Jember, Jawa Timur pada Sabtu (28/9/2019).

Menurutnya sikap yang diambil oleh BEM SI merupakan satu keputusan yang juga didukung oleh BEM Unej, sehingga mahasiswa akan membuka ruang dialog dengan pemerintah, asalkan Presiden Jokowi juga menerima prasyarat yang diajukan oleh mahasiswa.

Baca Juga:Pengamat Politik : BEM Urusi Dulu Mahasiswa Hilang Daripada DIskusi di TV

"Kami tidak mau berdialog dengan Presiden Jokowi, apabila pertemuan dilakukan secara tertutup karena saat ini sudah zamannya keterbukaan," ujar mahasiswa Fakultas Teknik Unej.

Selain itu, lanjut dia, Presiden Jokowi juga harus merespons tuntutan mahasiswa yang tercantum dalam Maklumat Tuntaskan Reformasi, sehingga tidak hanya sekadar pertemuan tanpa ada kebijakan yang tegas nantinya.

"Mahasiswa hanya butuh sikap ketegasan Presiden Jokowi, bukan pertemuan yang penuh negosiasi karena dalam Maklumat Tuntaskan Reformasi sudah jelas yakni sikap untuk menolak UU KPK dan sejumlah RUU yang ngawur itu," lanjutnya.

Fairuz mengatakan aksi mahasiswa akan terus bergejolak dengan jumlah massa yang lebih banyak, apabila tuntutan mahasiswa dalam Maklumat Tuntaskan Reformasi tidak dikabulkan oleh pemerintah.

"Bahkan, dua kawan kami dari Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari harus meregang nyawa akibat bentrokan antara mahasiswa dengan polisi di Gedung DPRD Sulawesi Tenggara pada Kamis (26/9/2019), sehingga kami minta pelakunya harus diusut tuntas," ujarnya.

Baca Juga:Aliansi BEM Tolak Bertemu dengan Jokowi, Ruhut: Dikasih Hati Minta Jantung

Untuk diketahui, Presiden Jokowi batal bertemu dengan BEM SI pada Jumat (27/9/2019) karena mereka meminta agar pertemuan dilaksanakan secara terbuka dan dapat disaksikan langsung oleh publik melalui kanal televisi nasional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini