Polisi Tembak Mati Residivis Pelaku Begal yang Lukai Korbannya Hingga Cacat

Komplotan begal tersebut meresahkan masyarakat lantaran pihaknya sudah menerima 12 laporan terkait aksoi begal tersebut.

Chandra Iswinarno
Jum'at, 06 Desember 2019 | 12:55 WIB
Polisi Tembak Mati Residivis Pelaku Begal yang Lukai Korbannya Hingga Cacat
Petugas Polrestabes Surabaya menunjukan foto pelaku begal yang ditembak mati saat rilis di RSUD dr Soetomo pada Jumat (6/12/2019). [Suara.com/Arry Saputra]

SuaraJatim.id - Petugas Polrestabes Surabaya menembak mati begal sadis yang dalam aksinya kerap melukai korban. Bahkan membuat korbannya kehilangan jari tangan dan kaki akibat sabetan senjata tajam celurit yang dilakukan salah satu pelaku begal.

Kapolrestabes Surabaya Kombes Sandi Nugroho mengatakan, komplotan begal tersebut meresahkan masyarakat lantaran pihaknya sudah menerima 12 laporan terkait aksoi begal tersebut. Terakhir, komplotan begal tersebut beraksi di Jalan Satelit pada Rabu (4/12/2019). Korban yang mencoba mempertahankan hak miliknya dianiaya hingga tangan dan kakinya hampir putus.

"Sepasang muda-mudi menggunakan sepeda motor scoopy kemudian dirampas motornya. Karena mencoba mempertahankan, korban dianiaya menggunakan senjata tajam hingga tangannya hampir putus, jarinya putus dan kakinya putus," kata Sandi saat gelar perkara di RSUD dr Soetomo Surabaya pada Jumat (6/12/2019).

Polisi yang mendapat laporan adanya kejadian tersebut langsung melakukan penangkapan pelaku begal tersebut. Saat proses penangkapan, satu pelaku terpaksa ditembak mati lantaran melawan petugas.

Baca Juga:Begal Nyamar jadi Penumpang, Tikam Leher Sopir GrabCar, Mobil Dibawa Kabur

Pelaku yang ditembak tersebut bernama M Hartono (31) merupakan eksekutor yang melukai korbannya menggunakan celurit. Sementara yang bertindak sebagai joki bernama Noval Rinaldy (22). Keduanya merupakan warga Balongsari Surabaya.

"Ini semua menjadi pelajaran kita bersama bahwa Polrestabes Surabaya tidak akan segan-segan menindak para pelaku begal, pelaku curat yang beraksi di Surabaya," tegasnya.

Sandi menyebut Hartono merupakan mantan residivis karena pernah terlibat kasus narkoba.

Dia berharap dengan tindakan tegas aparat kepolisian, kejadian seperti ini tak terulang kembali di Kota Surabaya.

"Kami harapkan ini adalah kejadian yang tidak diulangi kembali sehingga kami tidak harus mengeluarkan senjata atau pun menembak para pelaku kejahatan," katanya.

Baca Juga:Bermodal Pistol Mainan Takuti Warga, Aksi Duo Begal Digagalkan Polantas

"Harapan kami ke depan bahwa masyarakat Surabaya bersama-sama bisa mencegah kejahatan dan kejahatan bermacam ini tidak terjadi di Surabaya," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini