SuaraJatim.id - Seorang pelayan kafe bernama Yuliatin (20) nekat melakukan percobaan bunuh diri di Jembatan Sungai Yeh Empas Banjar Dauh Pala, Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan pada Kamis (2/4) sore.
Namun, aksi nekat gadis asal Jember itu yang coba meloncat dari jembatan tersebut berhasil digagalkan warga. Terungkap korban Yuliatin melakukan aksi nekat itu lantaran frustasi masalah asmara.
Kapolsek Tabanan Kompol I Nyoman Sukanada seperti dilansir dari Beritabali.com-jaringan Suara.com menjelaskan, peristiwa penyelamatan itu sempat heboh, karena wanita sempat menjerit-jerit.
“Jadi korban belum berhasil lompat karena aksinya sudah dapat dicegah warga,” kata Sukanada.
Baca Juga:Pemakaman Pasien Corona di Gowa Sempat Panas, Warga Bakar Ban Blokir Jalan
Informasi yang dihimpun peristiwa yang sempat hebohkan pengendara ini terjadi sekitar pukul 13.30 WITA. Sebelum korban ingin melompat dari jembatan, pukul 11.00 WITA dia bersama dengan dua temannya Tia dan Ida sempat minum arak di kostnya.
Minum arak ini dilakukan korban lantaran frustasi masalah asmara dengan pacarnya bernama Safari. Dimana korban menuntut ingin dinikahi dan tidak mau dimadu. Namun Safari menolak karena telah miliki istri sah dan punya dua orang anak.
Setelah minum arak itu datanglah Safari ke kost korban yang ada di seputaran Jalan Rajawali, Desa Subamia, Kecamatan Tabanan. Korban pun marah dan langsung keluar kost dengan jalan kaki menuju Jembatan Sungai Yeh Empas atau arah timur dari kostnya. sampai di jembatan korban langsung naik di atas pagar jembatan sebelah utara.
Beruntung aksinya itu langsung dicegah warga yang sedang lewat mengendari sepeda motor. Tangan Yuliatin langsung dipegang kemudian ditarik lalu dirangkul melewati pagar.
Saat diselamatkan sejumlah warga, Yuliatin sempat berontak dan menangis. Karena warga tidak mengetahui identitas korban akhirnya dibawa ke Polsek Tabanan untuk ditindak lebih lanjut.
Baca Juga:Diisolasi di Masjid, Ratusan Jemaah Tablig Kebon Jeruk Jalani Tes Kesehatan
Dia menjelaskan korban hendak bunuh diri lantaran frustasi. Dimana korban ini menuntut pacarnya untuk dinikahi dan tidak mau dimadu. Namun pacarnya tidak mau karena sudah memiliki istri sah dan sudah menikah tahun 2010.
“Hal itulah yang membuat korban ini frustasi dan hendak mau loncat ke jembatan,” tegas Kompol Sukanada.
Diterangkan korban adalah pelayan Café. Sudah 8 bulan tinggal di Bali. Awal bertemu dengan pacarnya sudah diketahui sang pacar telah memiliki keluarga.
“Kami sudah pulangkan ke keluarga di Jalan Rajawali Tabanan,” kata dia.