PSBB Malang Raya Terapkan Pasar Ganjil Genap Agar Perekonomian Tak Mati

Pasar buka bergantian.

Pebriansyah Ariefana
Kamis, 14 Mei 2020 | 17:33 WIB
PSBB Malang Raya Terapkan Pasar Ganjil Genap Agar Perekonomian Tak Mati
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu (4/4/2020). [Suara.com/Arry Saputra]

SuaraJatim.id - Pasar di kawasan Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu masih bisa buka selama PSBB Malang Raya. Pemerintah setempat menerapkan pasar ganjil genap yang buka secara bergantian.

Penerapan skema ganjil genap pada pasar rakyat di wilayah Malang Raya selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), diharapkan mampu menjaga perputaran roda perekonomian di wilayah tersebut.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa pelaksanaan format ganjil genap pada pasar rakyat selain untuk tetap menjaga perputaran ekonomi di Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu, juga bisa menekan penyebaran virus Corona atau COVID-19.

"Jangan sampai pasarnya tutup, proses jual beli, perdagangan tetap jalan, tetapi menjaga kesehatan juga harus dilakukan," kata Khofifah, di Pasar Klojen, Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (14/5/2020).

Baca Juga:TOK! PSBB Malang Raya Dimulai 17 Mei

Khofifah menambahkan, pada Kamis (14/5) baru ada empat pasar di Kota Malang yang sudah menerapkan skema ganjil genap tersebut. Rencananya, sebelum pelaksanaan PSBB khususnya di Kota Malang, sebanyak 26 pasar lainnya akan menerapkan skema serupa.

Pelaksanaan format ganjil genap tersebut dilakukan dengan sistem penomoran pada setiap lapak penjual sebagai acuan jadwal berjualan. Pada hari pertama sosialisasi PSBB ini, jadwal penjual bernomor ganjil yang mendapat giliran berjualan.

"Masing-masing penjual sudah tau, bahwa hari ini yang ganjil yang berjualan. Besok yang genap yang berjualan," imbuh Khofifah.

Dengan penerapan skema ganjil genap tersebut, terlihat beberapa lapak pedagang kosong tanpa penjual dan barang dagangan mereka. Dengan konsep tersebut, Khofifah menilai, penerapan physical distancing atau pembatasan fisik bisa terjaga.

Di Pasar Klojen itu, juga menerapkan protokol kesehatan lain seperti tersedianya cairan pembersih tangan, dan juga pengukuran suhu tubuh di pintu masuk pasar. Hal itu dilakukan untuk menjaga kesehatan para pedagang dan pembeli.

Baca Juga:PSBB Malang Raya Hari Pertama, Aremania Diminta Tenang di Rumah

"Jadi physical distancing berseiring dengan proses perekonomian supaya roda ekonomi tetap bergulir," ujar mantan Menteri Sosial itu.

REKOMENDASI

News

Terkini