Nasi Tempong, Makanan Khas Banyuwangi yang Pedasnya Bikin Tertampar

Pecinta makanan pedas wajib mencicipi!

Vania Rossa | Dinda Rachmawati
Senin, 06 Juli 2020 | 14:54 WIB
Nasi Tempong, Makanan Khas Banyuwangi yang Pedasnya Bikin Tertampar
Nasi Tempong, Makanan Khas Banyuwangi. (Dok, Kemenparekraf)

SuaraJatim.id - Nasi Tempong menjadi salah satu kuliner khas Banyuwangi yang tak boleh dilewatkan, terutama buat kamu pencinta makanan pedas. Jadi, jika kamu berkesempatan mengunjungi daerah di Jawa Timur tersebut, coba cicipi kelezatannya.

Sekilas, Nasi Tempong memang terlihat sederhana dengan lauk pauk biasa yang banyak ditemui di daerah lain. Seperti potongan tempe, tahu, dan ikan asin, serta lalapan berupa sayuran rebus mulai dari kol, bayam, juga terung.

Lantas apa yang membuatnya istimewa? Nasi Tempong akan memanjakan lidah penggemar pedas lewat sambalnya yang 'menggelegar'. Sambal begitu khas karena terbuat dari cabai rawit, yang menyatu dengan kesegaran tomat ranti serta aroma terasi khas Banyuwangi menghadirkan sensasi yang sulit dilupakan.

Semuanya diulek menjadi satu secara dadakan sehingga kesegerannya sangat terasa, membuat siapapun seolah "tertampar" dengan kelezatannya. Karena itulah, hidangan ini disebut dengan Nasi Tempong. Ya, dalam bahasa Osing, bahasa daerah Banyuwangi, "tempong" berarti "tampar".

Baca Juga:Bupati Banyuwangi: Pariwisata Dulu yang Dijual Harga, Sekarang Kesehatan

Jika kamu ingin mencicipinya, deretan penjual Nasi Tempong mudah ditemui di Banyuwangi, salah satunya Nasi Tempong Mbok Wah yang sangat terkenal. Lokasinya berada di Jalan Gembrung Nomor 220, Glagah, Bakungan, Banyuwangi, Jawa Timur.

Towi, Pengelola nasi Tempong Mbok Wah, mengatakan bahwa awalnya menu ini menjadi andalan masyarakat Banyuwangi untuk bekal mereka ke sawah.

Namun seiring waktu, dengan rasanya yang khas dan semakin terbukanya Banyuwangi sebagai destinasi wisata, membuat masakan ini jadi banyak diburu wisatawan. Karena itu kemudian banyak disajikan menu-menu pendukung lainnya.

"Tapi kuncinya semuanya harus selalu segar, bahan-bahannya segar. Makanya kita harus selalu baru, kalau diinapkan rasanya sudah berubah. Kita sesuaikan dengan pengunjung yang datang," kata adik dari Mbok Wah ini dari siaran pers yang suara.com terima dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Dalam satu hari, Towi mengatakan, warung yang dikelolanya ini bisa menghabiskan lima kilogram cabai rawit untuk sambal.

Baca Juga:Jokowi Sebut Banyuwangi Daerah yang Paling Siap Prakondisi ke New Normal

Sayangnya, sejak pandemi Covid-19, jumlahnya tidak seperti biasanya akibat jumlah pengunjung yang menurun drastis. Bahkan, ia harus menutup usahanya dalam waktu yang cukup lama.

Tapi, tak usah khawatir jika kamu ingin mencicipinya dalam waktu dekat. Sebab kini deretan penjual Nasi Tempong di Banyuwangi, termasuk Nasi Tempong Mbok Wah, sudah mulai beroperasi kembali dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Towi bersyukur karena sudah mulai kembali membuka kembali usahanya dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dikatakannya juga melakukan pendampingan dan pengawasan dengan ketat.

"Semua karyawan yang masuk dipastikan kesehatannya, dengan cek suhu tubuh dan menggunakan masker dan pelindung wajah. Tempat cuci tangan dan hand sanitizer juga kami siapkan di setiap area rumah makan," kata Towi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini