Sutrisno pun tak ambil pusing.
Menurutnya, tertangkap atau tidaknya pelaku menjadi urusan aparat kepolisian. Dirinya hanya mengambil hikmah atas teror ini.
"Kalau itu (pelakunya) nanti ketangkap atau tidak ketangkap, itu kan kewenangan daripada kepolisian," jelas Sutrisno.
"Ya yang jelas ya kalau keinginan saya, ya dalam arti wajar itu supaya masyarakat menilai, mengevaluasi apa yang terjadi ini semoga menjadi pelajaran, semoga menjadi hikmah di balik itu," katanya.
Baca Juga:Peneror Rumah Bupati Kediri Catut Nama NU, Ini Respon PCNU
Sutrisno mengaku tak kenal dan tahu siapa yang meneror rumahnya. Namun tetiba, saat melangsungkan salat tahajud bersama Haryanti pagi tadi terdengar suara ledakan yang tak jauh dari kediamannya.
"Saya malah awalnya nggak berpikir. Saya pikir itu tembakan apa ban meletus, apa tembakan ada penjahat atau apa. Tapi setelah itu ibu (Haryanti) keluar, kok ada bunyi apa. Satpol, satpam ngecek," papar Sutrisno.
Selongsong petasan yang dilempar bertuliskan KEDIRI MILIK NU, ANGKAT KAKIMU SEBELUM KAMU DAN KELUARGAMU KAMI BAKAR!!!, NKRI HARGA MATI.
Sementara di Pilkada Kediri 2020, sejauh ini hanya baru satu pasangan calon yang diproyeksikan maju, yakni duet Hanindhito Himawan Pramono-Dewi Maria Ulfa. Hanindhito ialah putra Seskab Pramono Anung.
Dhito, sapaan Hanindhito, rencananya diusung enam parpol dengan jumlah kursi di DPRD mencapai 44 dari total 50 kursi.
Baca Juga:Aksinya Terekam CCTV, Polisi Kejar 2 Peneror Rumah Bupati Kediri
Keenam parpol itu yakni PDI Perjuangan, PKB, PAN, NasDem, Golkar dan Gerindra.