Tragis, Remaja di Sumenep Bunuh Diri karena Orang Tuanya Bercerai

Asan yang terkejut melihat keponakannya tergantung, langsung berteriak minta tolong hingga tetangga sekitar pun berdatangan.

Chandra Iswinarno
Minggu, 30 Agustus 2020 | 00:30 WIB
Tragis, Remaja di Sumenep Bunuh Diri karena Orang Tuanya Bercerai
Ilustrasi (Foto: shutterstocks)

SuaraJatim.id - Kisah miris yang berakhir tragis terjadi di Kabupaten Sumenep pada Jumat (28/8/2020). Seorang remaja berusia 16 tahun ditemukan tewas bunuh diri di pintu kamarnya.

Adalah Mohammad Halil, Warga Desa Banjar Barat, Kecamatan Gapura ditemukan tewas saat kali pertama ditemukan pamannya, Asan.

“Korban ditemukan gantung diri di kusen pintu kamarnya,” kata Kasubag Humas Polres Sumenep AKP Widiarti seperti dilansir Beritajatim.com-jaringan Suara.com pada Jumat (28/8/2020).

Sebelum melakukan aksinya, korban sempat datang ke rumah Asan untuk meminta makan. Namun belum sempat makan, korban kemudian pamit pulang sebentar ke rumahnya.

Baca Juga:Diduga karena Penyakit, Kakek di Janten Gantung Diri di Dalam Kamar Mandi

Setelah ditunggu sekitar setengah jam, korban tak kunjung kembali ke rumah Asan untuk makan.

Lantaran khawatir, Asan pun mendatangi rumah korban untuk menyusulnya. Kebetulan rumah Asan dan korban berdekatan, hanya berjarak sekitar 20 meter.

“Ketika sampai di rumah korban, Asan terkejut melihat keponakannya dalam posisi gantung diri menggunakan tali tampar di kusen pintu kamar tidurnya,” ungkap Widiarti.

Asan yang terkejut melihat keponakannya tergantung, langsung berteriak minta tolong hingga tetangga sekitar pun berdatangan.

Kemudian warga sekitar menolong Asan menurunkan korban dari gantungan di kusen.

Baca Juga:Anggota Dewan Bunuh Diri Usai Dinyatakan Terinfeksi Virus Covid-19

“Saat diturunkan, korban masih hidup namun tidak sadarkan diri. Korban langsung dibawa ke Puskesmas Gapura. Namun sampai di Puskesmas Gapura, nyawa korban sudah tidak tertolong. Diduga meninggal dalam perjalanan menuju Puskesmas Gapura,” katanya.

Setelah dilakukan pemeriksaan luar oleh tim medis Puskesmas Gapura, pada leher korban ditemukan luka melingkar dan menghitam bekas tali tampar.

“Korban gantung diri diduga karena depresi akibat perceraian orangtuanya,” ujarnya.

Catatan Redaksi:

Hidup seringkali sangat sulit dan membuat stres, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecenderungan bunuh diri, sila hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah sakit terdekat.

Bisa juga Anda menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri melalui email [email protected] dan telepon di 021 9696 9293. Ada pula nomor Hotline Halo Kemkes di 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan, 24 jam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini