Hari Tanpa Bayangan di Banyuwangi, BMKG: Suhu Naik Lima Derajat

Fenomena kulminasi adalah peristiwa saat matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa atau titik zenit.

Chandra Iswinarno
Rabu, 14 Oktober 2020 | 13:34 WIB
Hari Tanpa Bayangan di Banyuwangi, BMKG: Suhu Naik Lima Derajat
Botol dan gelas untuk mengamati fenomena hari tanpa bayangan di Banyuwangi. [Foto: Agung Sedana/ TIMES Indonesia]

SuaraJatim.id - Puncak fenomena kulminasi matahari atau dikenal hari tanpa bayangan di Kabupaten Banyuwangi terjadi pada Rabu (14/10/2020) tepat pukul 11.08 WIB.

Saat fenomena langka ini terjadi, ternyata suhu di Bumi Blambangan terasa sedikit lebih panas dari hari biasanya. Jika sebelumnya, rata-rata suhu 27 derajat Celcius namun saat fenomena hari tanpa bayangan, terjadi peningkatan hingga lima derajat menjadi 32 derajat Celcius.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di wilayah Banyuwangi cerah sepanjang siang hari dan kemungkinan hujan akan turun di malam hari.

"Ini merupakan fenomena alam rutin. Kulminasi ini tidak mempengaruhi cuaca. Namun akan ada peningkatan suhu. Sehingga hawa sedikit terasa lebih panas," kata Prakirawan BMKG Banyuwangi Gigik Nurbaskoro seperti dilansir Timesindonesia.co.id-jaringan Suara.com.

Baca Juga:Siap-siap! Ini Waktu Hari Tanpa Bayangan di Sumbar Menurut BMKG

Menurut BMKG, fenomena kulminasi adalah peristiwa saat matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa atau titik zenit.

Hal ini menyebabkan bayangan tidak terlihat atau lenyap sesaat. Fenomena tersebut juga ditandai dengan suhu udara yang lebih panas karena terjadi pada siklus musim kemarau.

Pun hal itu juga identik dengan masa transisi (perubahan) musim atau pancaroba. Ketika matahari bergerak ke selatan, belahan bumi selatan akan mengalami kenaikan suhu permukaan laut.

Wilayah tersebut akan memasuki musim hujan. Ketika matahari bergerak ke utara, wilayah tersebut akan mengalami musim kemarau.

Menurut BMKG, hari tanpa bayangan terjadi karena lintasan Bumi mengelilingi matahari berbentuk elips dengan posisi matahari di tengahnya.

Baca Juga:Ini Jadwal Hari Tanpa Bayangan di Pulau Jawa

Bumi akan berputar seperti gasing dengan gerak semu matahari 23,5 derajat di sisi utara dan selatan. Fenomena ini terjadi dua kali dalam setahun di daerah tropis.

"Secara garis besar fenomena kulminasi matahari ini atau hari tanpa bayangan ini tidak berbahaya. Namun memungkinkan masyarakat akan merasa sangat gampang haus. Untuk menghindari resiko dehidrasi diharapkan banyak-banyak minum," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini