SuaraJatim.id - Sebanyak 26 kabupaten/kota masuk ke dalam daftar daerah dengan angka kasus kematian akibat Covid-19 tertinggi. Sebab, di daerah tersebut tercatat angka kasus kematian akibat Covid-19 di atas 100 jiwa.
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengemukakan hal itu berdasar data perkembangan kasus aktif Covid-19 hingga 25 Oktober 2020. Dia mengingatkan bahwa data tersebut perlu menjadi perhatian bagi 26 kepala daerahnya.
"Perlu menjadi perhatian adalah 26 kabupaten/kota yang mencatatkan angka kematian lebih dari 100," kata Wiku saat jumpa pers yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Kamis (29/10/2020).
Wiku menyebutkan bahwa angka kasus kematian akibat Covid-19 tertinggi ditemukan di Kota Surabaya, Jawa Timur, yakni sebanyak 1.253 jiwa.
Baca Juga:Lagi, Vaksin Covid-19 Asal Jepang Siap Diuji Coba Bulan Desember
Sedangkan 25 kabupeten/kota lainnya, yaitu; Kota Semarang, Jawa Tengah 675, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 443, Sidoarjo, Jawa Timur 440, Jakarta Timur DKI Jakarta 437, Jakarta Barat, DKI Jakarta 414, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 335, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 281, Kota Medan, Sumatra Utara 263, dan Jakarta Utara, DKI Jakarta 260.
Kemudian, Gresik, Jawa Timur 226, Kota Balikpapan, Kalimatan Timur 208, Kota Depok, Jawa Barat 177, Kota Palembang, Sumatra Selatan 176, Kota Pekanbaru, Riau 166, Kota Malang, Jawa Timur 162, Kota Samarinda, Kalimantan Timur 153, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 145, Banyuwangi, Jawa Timur 144, dan Demak, Jawa Tengah 135.
Selanjutnya, Pasuruan, Jawa Timur 131, Kota Manado, Sulawesi Utara 122, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat 116, Kota Bekasi, Jawa Barat 114, Kota Padang, Sumatra Barat 110, dan Kudus, Jawa Tengah 108.
Atas temuan itu, Wiku mengingatkan kepada kelapa daerah di 26 kabupaten/kota tersebut untuk lebih memastikan terkait pelayanan kesehatan terhadap pasien Covid-19. Disisi lain, dia juga meminta agar para pasien Covid-19 dipastikan mendapat pelayanan sedini dan segera mungkin guna menekan angka kematian.
"Pelayanan sebaik mungkin sesuai dengan standar kesehatan," pungkasnya.
Baca Juga:Epidemiolog: Liburan Tak Bahaya, Masyarakat dan Virus Corona Bahagia!