SuaraJatim.id - Eri Cahyadi tiba-tiba menangis saat reunian sama kawan-kawan dan guru SD, SMP dan SMA di Omah Sae Surabaya.
Eri yang kini maju sebagai salah satu calon wali kota Surabaya itu terkenang kenakalannya semasa sekolah dulu. Tangisnya juga pecah saat didoakan oleh guru.
"Saya menangis karena teringat peran para guru, yang pada saat itu merasakan kenakalan saya, mereka sabar dengan mendidik saya. Itu yang buat saya menangis," ujar Eri pada awak media, Senin (02/11/2020) malam.
Ia menambahkan, jika dirinya sekeluarga juga meminta maaf pada guru dan para temannya, jika pada sekolah dulu Eri melakukan kesalahan yang belum dimaafkan.
Baca Juga:Sahabat Khofifah Dukung Machfud, Lalu Khofifah Sendiri Doyong ke Siapa?
"Saya juga meminta maaf pada semuanya, jika ada salah dan perbuatan saya yang tidak berkenan saat sekolah," katanya.
Malam itu Eri memang sedang bereuni dengan kawan dan guru-gurunya semasa sekolah. Puluhan orang hadir dalam acara itu. Alumni dan guru-guru di SDN Ketintang 3, SMPN 21, dan SMAN 21 Surabaya.
Saat ditanya soal soal hasil lembaga survei Poltracking yang memenangkan Paslon MAJU, Eri mengaku tidak terlalu memikirkan survei.
"Saya tidak memikirkan survei. Jangankan survei, wali kota saja saya tidak memikirkan hal itu lebih jauh," tandasnya.
Untuk diketahui, Eri Cahyadi sendiri lulus SD pada tahun 1989, SMP 1995, dan lulus SMA tahun 1998.
Baca Juga:2 Survei Beda Hasil, Er-Ji vs MAJU = Populi Center vs Poltracking Indonesia
Kontributor : Dimas Angga Perkasa