SuaraJatim.id - Pakar mengungkap penyebab rasa ramen yang ada di Indonesia berbeda dengan rasa ramen di Jepang. Apa ya penyebabnya?
Pemerhati makanan Jepang, sekaligus Owner restoran Jepang Gachi, Andy Tjiu mengatakan jika rasa ramen di Indonesia dibuat sesuai dengan lidah masyarakat sini.
"Jadi kalau dibilang rasa ramen di Indonesia otentik atau tidak? Itu jujur tidak. Tapi kalau worth it atau enggak? Jelas worth it (sesuai)," ujar Andy saat ditemui suara.com, beberapa waktu lalu di Cinere, Depok, Jawa Barat, Minggu (15/11/2020).
Andy mengatakan hilangnya keotentikan ramen asli Jepang di Indonesia, tidak lepas dari upaya penyesuaian yang dilakukan pengusaha atau juru masak agar ramen bisa diterima di Indonesia.
Baca Juga:Yuk Cobain Gachi, Tempat Jajan Makanan ala Jepang Kaki Lima di Depok!
Contohnya saja kata Andy, kejadian ini pernah dialami restoran masakan Jepang, Yoshinoya yang sempat benar-benar mendatangkan cita rasa khas masakan rice bowl asli Jepang, tapi nahasnya tidak cocok di lidah orang Indonesia dan nyaris gagal bertahan.
Dari sana riset dilakukan, apa saja bumbu yang bisa digunakan dan yang tidak bisa digunakan. Apa saja topping dan rasa yang digemari orang Indonesia.
Misalnya di Indonesia jarang sekali yang menerima topping daging babi, akhirnya banyak ramen yang memakai topping ayam, atau daging sapi.
Lalu tercetuslah konsep global menu yang bisa diterima seluruh penduduk dunia, tapi untuk Indonesia rasanya tetap dibuat lokal.
"Orang Indonesia itu rasanya harus kental banget, makanya ada pribahasa orang Indonesia kalau makan enggak ada micin enggak enak," ungkap Andy.
Baca Juga:Gachi, Japanese Street Food Anti Pandemi
Sehingga kebanyakan kuah ramen yang dicari dan diburu terbuat dari kaldu ayam yang kolagennya ditarik dan direbus ulang agar kuahnya mengental.
"Kaldu ini dikompres sampai kental banget, itulah yang akhirnya jadi kuah buat kebanyakan ramen di Indonesia," tutupnya.