Anggota PPK Sumenep Dibawa Kabur Usai Ditodong Pistol Mainan

Kantor Sekretariat Panitia Pemilihan Kecamatan Batang-batang dihebohkan dengan aksi penculikan.

Chandra Iswinarno
Senin, 07 Desember 2020 | 17:13 WIB
Anggota PPK Sumenep Dibawa Kabur Usai Ditodong Pistol Mainan
Lokasi penculikan, Kantor Sekretariat PPK Batang-batang. [Beritajatim.com]

SuaraJatim.id - Kantor Sekretariat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Batang-batang, Kabupaten Sumenep dihebohkan dengan aksi penculikan yang dilakukan seorang pria tak dikenal terhadap anggota PPK perempuan di lokasi tersebut.

Aksi penculikan itu terjadi terhadap Nur Imama (30), Warga Desa Banuaju Timur Kecamatan Batang-batang.

“Penculikan oleh seorang pria terhadap korban ini terjadi di halaman Kantor sekretariat PPK Batang-Batang, di Dusun Tangere, Desa Batang-Batang Daya, Kecamatan Batang-Batang,” kata Kasubag Humas Polres Sumenep AKP Widiarti seperti dilanasir Beritajatim.com-jaringan Suara.com pada Senin (07/12/2020).

Dari informasi yang dihimpun di lapangan, penculikan itu terjadi ketika korban akan ke kantor KPU untuk mengambil logistik Pilkada 2020.

Baca Juga:96 Petugas KPPS Kabupaten Bandung Positif Covid-19, KPU Siap Ganti

Namun, tiba-tiba di halaman kantor PPK, muncul seorang pria dan menarik tangan korban sambil menodongkan “pistol”.

“Informasi dari warga memang begitu. Pelaku menodongkan seperti pistol ke korban, kemudian membawa korban kabur menggunakan mobil Avanza ke arah barat,” ungkap Widiarti.

Anggota PPK yang lain kemudian langsung menghubungi suami korban, Sugiyanto. Dengan dibantu masyarakat, suami korban mencari keberadaan istrinya yang dibawa kabur penculik.

Sekitar satu jam lebih dari kejadian, warga berhasil menemukan keberadaan mobil Avanza yang digunakan untuk menculik korban, di Desa Dapenda, Kecamatan Batang-batang. Warga kemudian menghadang mobil itu.

“Korban kemudian diturunkan di jalan, dan pelaku kabur dengan mengendarai mobil Avanza itu ke arah timur,” terang Widiarti.

Baca Juga:2 SSK Brimob dari NTB dan Gorontalo Bantu Pengamanan Pilkada Makassar

Sementara itu, dari hasil penyelidikan aparat kepolisian, penculikan itu berlatar belakang asmara.

“Penculikan itu tidak ada hubungannya dengan Pilkada, karena ini soal asmara antara tersangka dan korban,” katanya.

Ia mengungkapkan, penculikan itu terjadi diduga karena tersangka sakit hati terhadap korban.

Tersangka pernah menjalin asmara dengan korban yang berstatus janda. Ketika tersangka mengajak korban menikah, ternyata korban menolak dan justru memilih rujuk dengan Sugiyanto, mantan suaminya.

“Karena ditolak itulah, tersangka kemudian sakit hati dan memilih untuk menculik korban. Jadi sekali lagi, motif penculikan ini tidak ada kaitannya dengan Pilkada,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini