Jarang Diketahui, Keju Ternyata Bisa Turunkan Risiko Penyakit Jantung

Makan keju ternyata bisa membantu menurunkan risiko penyakit jantung.

Rima Sekarani Imamun Nissa | Shevinna Putti Anggraeni
Senin, 28 Desember 2020 | 08:05 WIB
Jarang Diketahui, Keju Ternyata Bisa Turunkan Risiko Penyakit Jantung
Ilustrasi keju cheddar. [Shuttestock]

SuaraJatim.id - Sebagian besar orang mungkin masih berpikir keju bukanlah makanan sehat. Keju yang merupakan produk olahan susu bahkan dinilai bisa menyebabkan sejumlah penyakit serius.

Namun, para ilmuwan telah menemukan bahwa keju tua termasuk cheddar, brie dan parmesan, dapat membantu meningkatkan harapan hidup dan menangkal kanker hati.

Peneliti dari Texas A&M University menemukan ketiga keju ini mengandung bahan kimia yang disebut spermidine yang membantu mencegah replikasi sel hati yang rusak.

Artinya, cheddar, brie dan parmesan berpotensi membantu mencegah penyakit seperti fibrosis hati, yakni suatu kondisi di mana jaringan parut menumpuk dan merusak organ yang sering terjadi pada kasus kanker hati.

Baca Juga:Satu Keluarga Positif Virus Corona, Sang Anak Akui Dapat Suntikan 16 Kali

Studi itu juga telah mencari tahu pengaruh keju pada tikus. Tim menemukan harapan hidup tikus meningkat sebesar 25 persen saat diberi suplemen.

Ilustrasi kolesterol tinggi (Unsplash)
Ilustrasi kolesterol tinggi (Unsplash)

Karena hasilnya memuaskan, para ilmuwan memutuskan untuk mensurvei 800 orang Italia tentang makanan mereka.

Mereka yang melaporkan asupan spermidine lebih tinggi ditemukan punya tekanan darah lebih rendah, risiko gagal jantung 40 persen lebih rendah dan risiko penyakit kardiovaskular lebih rendah.

Spermidine juga ditemukan dalam kacang polong, jantung, kedelai dan biji-bijian yang merupakan pilihan sehat.

Para ilmuwan juga mencatat pentingnya makan keju dalam jumlah sedang. Penelitian melihat efek asam linoleat terkonjugasi sebagai manfaat kesehatan potensial.

Baca Juga:Akibat Terinfeksi Virus Corona Covid-19, Balita 3 Tahun Alami Stroke

"Asam linoleat terkonjugasi (asam lemak yang ditemukan dalam keju) telah menarik perhatian yang signifikan sejak 1980-an karena berbagai aktivitas biologisnya," ungkap studi terkait, dikutip dari Express.

CLA sudah terbukti mampu mencegah perkembangan aterosklerosis, mengurangi lemak tubuh sekaligus meningkatkan massa tubuh tanpa lemak dan memodulasi respons imun dan/atau inflamasi.

Studi lain oleh University College Dublin juga meneliti efek keju pada kadar kolesterol. Para peneliti memeriksa dampak makanan olahan susu seperti keju, yoghurt, krim serta mentega dalam memengaruhi lemak dan kesehatan tubuh.

Menurut penelitian, orang yang makan banyak keju tak mempunyai kadar kolesterol lebih tinggi dibandingkan mereka yang tak mengonsumsinya.

Ilustrasi keju. (Shutterstock)

Sekarang ini, pedoman kesehatan memeringatkan bahwa mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh seperti keju, meningkatkan risiko seseorang terkena kolesterol darah tinggi, faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke.

Namun, kolesterol tak akan meningkat cuma dengan mengonsumsi keju. Porsi harian yang kecil telah terbukti mengurangi kemungkinan penyakit jantung hingga 14 persen.

Para ahli di Universitas Soochow di China mencatat vitamin, mineral dan protein dalam keju dapat membantu melindungi dari penyakit kardiovaskular.

Keju juga mengandung kalsium tinggi. Artinya, lebih sedikit lemak yang diserap oleh tubuh walau kandungan lemaknya cukup tinggi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini