Chudori, Dua Dasawarsa Melukis di Simpang Surabaya

Dua dasawarsa lebih Imam Chudori menjadi pelukis jalanan di Kota Surabaya.

Muhammad Taufiq
Jum'at, 19 Februari 2021 | 09:23 WIB
Chudori, Dua Dasawarsa Melukis di Simpang Surabaya
Nasib Chudori, pelukis jalanan Surabaya di masa pandemi [Suara.com/Dimas Angga]

Dalam melukis, Imam Chudori menggunakan kertas linen yang mempunyai tekstur unik, sehingga bahan pewarna yang dipakainya bisa menempel dengan sempurna.

Selain itu, kertas linen juga mempunyai karakteristik yang berbeda dengan kertas lainnya. Bahkan tingkat kesulitan menggambar di kertas linen menjadi tantangan tersendiri bagi Imam.

Sedangkan sebagai pewarnanya, Imam menggunakan serbuk Konte. Serbuk Konte yang dijual di Surabaya saat ini kualitasnya kurang bagus. Bahkan saat ini, untuk mencari serbuk bahan dasar dari pensil sudah sangat sulit ditemukan di Kota Pahlawan.

"Serbuk konte dari yang lukisan hitam-putih juga warna, sayangnya sudah mulai langka di Surabaya, infonya di daerah Jogja masih ada. Saat ini, bahan yang saya punya sudah menipis," ujarnya.

Baca Juga:Shell Gelar Program SPBU Rp500 Juta untuk Surabaya dan Medan

Untuk penggunaan jasanya, Imam mematok harga Rp. 1,5 juta untuk lukisan berwarna dengan ukuran 50 x 70 sentimeter dan Rp 1 Juta yang hitam putih.

"Sejauh ini banyak yang pesan hitam-putih, karena mengejar keklasikan hasil lukisannya," katanya.

Hingga saat ini, untuk melihat hasil lukisan Imam, bisa dilihat langsung di selasar apotek Simpang Surabaya. Bahkan ada juga yang dipasang di Warkop Transnet Reborn yang lokasinya juga tak jauh dari lapak melukisnya.

Kontributor : Dimas Angga Perkasa

Baca Juga:Viral Video Bapak Aniayak Anak Tiri di Surabaya, Ini Fakta Pelaku

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini