SuaraJatim.id - Oksigen memiliki peran penting dalam akuakultur. Oksigen dalam kolam budidaya perairan atau akuakultur tersedia berupa oksigen terlarut atau dissolved oxygen (DO). Oksigen berperan penting dalam respirasi dan reaksi metabolisme organisme di kolam tambak, tidak hanya udang atau ikan melainkan juga digunakan oleh plankton, dan bakteri.
Beberapa kali kita mendengar kematian massal ikan budidaya di keramba budidaya, dan salah satu penyebab utamanya adalah karena kekurangan suplai oksigen. Seperti halnya manusia, oksigen juga merupakan kebutuhan kehidupan bagi hewan air. Apalagi pada budidaya perikanan dengan tingkat kepadatan budidaya yang tinggi, kebutuhan suplai oksigen juga harus diperhatikan.
Apa yang terjadi jika kekurangan oksigen?
Kondisi hipoksia atau DO dibawah 2 ppm akan berefek pada penurunan pertumbuhan, menyebabkan nilai survival rate (SR) kecil, napsu makan terganggu, molting tidak teratur, kapasitas osmoregulasi terganggu, hingga rentan terserang penyakit. Akhirnya, hasil panen tidak optimal atau bahkan menyebabkan kematian massal. Udang atau ikan yang mengalami hipoksia (kekurangan oksigen) aktivitas dan kecepatan renangnya turun, serta cenderung bergerak menuju ke permukaan.
Solusi menjaga kecukupan oksigen di tambak
Peran kincir sangat vital sebagai sumber DO, terutama saat malam hari. Di alam suplai oksigen dibantu dengan adanya fitoplankton. Fitoplankton atau plankton yang mampu melakukan fotosintesis secara alami ada di ekosistem air dan juga memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis, tetapi pada malam hari justru membutuhkan oksigen untuk respirasinya. Sehingga dalam budidaya perlu adanya peralatan tambahan penghasil DO berupa kincir.
Baca Juga:Memanfaatkan Kolong Tol Becakayu untuk Budidaya Ikan Lele
Semakin lama jalannya budidaya, kebutuhan oksigen semakin tinggi. Keberadaan kincir dapat disimpulkan menjadi salah satu keharusan untuk manajemen suplai oksigen yang cukup. Apakah harus kincir? Apakah ada alternatif alat yang lebih ringkas?
Saat ini telah banyak pilihan lain yang memiliki fungsi untuk menaikkan DO di kolam maupun menghasilkan arus.
Solusi terbaru mengatasi kebutuhan oksigen tambak
Fungsi dari kincir, yaitu menghasilkan oksigen tambahan dan juga menghasilkan arus perputaran air di kolam bisa digantikan oleh dua alat terbaru dari Jala yaitu Jala Dojeto dan Jala Dojeto Max.
Jala Dojeto dan Jala Dojeto Max, solusi terbaru dari Jala untuk meningkatkan DO di tambak udang atau tambak ikan dan cocok untuk kolam bundar.
Dojeto merupakan jet bubble bertenaga listrik menghasilkan gelembung udara yang dapat menaikkan konsentrasi oksigen terlarut (DO) dan menghasilkan arus yang kuat. Fungsi yang sama persis dengan kincir air pada umumnya.
Baca Juga:Ini Kiat dan Minat Karang Taruna Burangrang Bandung Budidaya Ikan Cupang
Dibandingkan kincir, Dojeto membutuhkan daya listrik yang lebih kecil dan dimensi yang lebih ringkas dibandingkan kincir.
Dojeto dan Dojeto Max masing-masing hanya membutuhkan daya listrik 200 watt dan 400 watt, sedangkan kincir membutuhkan daya listrik 600-1.500 watt, sehingga menurunkan kebutuhan listrik hingga 3x lipat.
Sebelumnya, kedua alat tersebut telah diuji coba untuk dioperasikan di beberapa tambak udang di wilayah Indonesia. Konsentrasi DO yang dihasilkan oleh Dojeto dan kincir hampir sama.
Dojeto tidak hanya untuk budidaya udang tetapi juga budidaya ikan. Dojeto dan Dojeto Max juga sangat cocok untuk digunakan di kolam bundar yang saat ini sedang menjadi tren baru dalam dunia akuakultur dan budidaya skala rumah tangga.
Berikut secara lengkap spesifikasi Dojeto dan Dojeto Max
Jala telah secara resmi memperkenalkan dan memasarkan Dojeto dan Dojeto Max. Pelaku akuakultur, baik budidaya udang maupun budidaya ikan dapat segera memesan secara pre order pembelian Dojeto dan Dojeto Max.
Pertanyaan lebih lanjut mengenai Dojeto dan Dojeto Max serta pemesanan alat dapat dilakukan melalui nomor 0812-1301-7773 (Telp/WA).