SuaraJatim.id - Dua dari tiga Finalis Bintang Suara berasal dari Jawa Timur. Uniknya, kedua peserta berasal dari kota yang sama, Kota Tahu Kediri. Namanya Imelda Mega Rosita dan Aurel Dewanda.
Keduanya lolos ke fase terakhir ajang pencarian bakat penyanyi dangdut yang digelar Suara.com ini. Di babak Grand Final nanti, mereka akan berkompetisi dengan satu peserta lagi asal Kota Brebes Jawa Tengah.
Ketiga peserta ini mengalahkan ratusan peserta dari daerah lain di babak sebelumnya. Sekarang, mereka sudah berada di Jakarta. Di Jakarta mereka ke kantor Suara.com. Selepas itu, ketiganya akan menuju hotel Swiss-Belhotel Pondok Indah Jakarta untuk rehat sejanak.
Selanjutnya, ketiga finalis akan melanjutkan perjalanan menuju Studio Proaktif. Di studio proaktif Imelda Mega Rosita, Aurelya Ratamchia D dan Sri Ayu Kurnia mejalani latihan vokal sebelum tampil di babak Grand Final Bintang Suara yang digelar pada 9 Maret 2021.
Baca Juga:Mengenal Sosok Ayu Kurnia, Finalis Bintang Suara yang Masuk Grand Final
Selain penampilan tiga finalis, Grand Final Bintang Suara juga akan dimeriahkan dengan kehadiran Trio Macan dan Duo Amor sebagai host. Tak tanggung-tanggung, Irsya D'academy Asia dihadirkan sebagai juri bersama perwakilan dari Suara.com dan Proaktif.
Bintang Suara merupakan ajang pencarian bakat dangdut yang kali pertama digelar media online di Indonesia dengan menyasar berbagai potensi penyanyi berbakat dari pelosok daerah.
Nantinya bagi pemenang akan berkesempatan merilis single dengan label Proaktif yang menaungi beberapa artis dan grup kenamaan, seperti Trio Macan dan Duo Amor.
Berikut ini profil ketiga peserta Grand Final ini:
Imelda Mega Rosita
Baca Juga:Aurel Dewanda, Finalis Bintang Suara Ini Sering Dipanggil Tasya Rosmala..
Imelda Mega Rosita lahir di Kediri, Jawa Timur pada 16 Juni 2000. Perempuan 18 tahun itu memang gemar bernyanyi dan menyukai dunia entertianment.
Bakatnya itu didapatkan dari orangtua yang juga berkecimpung di dunia musik sejak lama. Ayahnya merupakan personel band Egon yang digawangi Atiek CB.
Ia juga sering menjuarai kompetisi bernyanyi. Bakat menyanyi Imelda Mega ditandai dengan kemenangannya di berbagai perlombaan menyanyi. Sejak SD saja ia sudah menjuarai kompetisi bernyanyi sampai mengikuti ajang pencarian bakat lain.
"Ikut kompetisi dan masuk finalis 10 besar di Surabaya. Ada juga ajang lain pernah ikut," paparnya.
Berstatus sebagai mahasiswi kini, Imelda Mega percaya diri menjadi seorang biduan. Bahkan, pekerjaan itu dilakoni sejak duduk di bangku SMA.
Aurel Dewanda
Perempuan bernama lengkap Aurelya Ratamchia Dewanda. Lahir di Kediri, Jawa Timur, 11 Desember 2003. Ayahnya seorang pekerja proyek, sementara ibunya mengurus keluarga.
Meskipun demikian, kedua orangtuanya itu mendukung karier sang putri yang jauh dari pekerjaan tersebut. "Aku dibolehin nyanyi sama mama dan papa. Kelas 4 SD sudah nyanyi di panggung," kata Aurel.
Kala itu ia belum dibayar. Baru saat kelas 2 SMP, Aurel menikmati hasil jerih payahnya. Perjalanan karier Aurel Dewanta tak selalu mulus. Ia pernah dipandang sebelah mata oleh seseorang hanya karena umurnya yang terbilang muda.
Saat tampil, Aurel rupanya dimiripkan dengan salah satu penyanyi, Tasya Rosmala. "Katanya suaraku dari cengkok dibilang mirip. Mukanya juga, makanya dipanggil Tasya," tuturnya.
Sri Ayu Kurnia
Sri Ayu Kurnia lahir di Brebes, Jawa Tengah pada 13 Agustus 1999. Ayahnya dulu bekerja di bagian service dinamo, sementara sang ibu meneruskan bisnis keluarga jualan sandal karet.
Namun kini, orangtua Ayu tak lagi bekerja, sehingga ia dan dua kakaknya lah yang menjadi tulang punggung keluarga. "Jadi dari dulu, hasil saweran nyanyi buat bantuin keluarga," kata Ayu.
Karier Ayu bernyanyi dimulai sejak 3 SD dan berlanjut hingga sekarang. Selain dangdut, penyanyi 21 tahun itu juga menguasai genre lain.
Bahkan saat SMP, ia sudah manggung dan tampil ngeband di acara komunitas. Hanya saja, dangdut menjadi fokus Ayu dan ia pun mulai mengembangkan diri dari bakatnya.
"Dulu dijejelin Rhoma Irama, beliau sangat kharismatik dan lagu penuh makna dan pesan," katanya bercerita awal mula menyukai dangdut.
Berkat kerja keras, Ayu yang awalnya hanya dibayar nasi kotak, pernah mengantongi honor belasan juta. "Dulu sebutannya berkat (nasi kotak), naik lagi dibayar Rp 80.000 dari jam 9 pagi sampai 12 malam. Baru ada acara di Pekalongan dibayar Rp 12 juta," papar Ayu.