SuaraJatim.id - Dalam perjalanan bisnis akan selalu ada momentum atau hal-hal yang akan membuat kondisi usaha tidak baik-baik saja. Contohnya kondisi pagebluk Covid-19 seperti sekarang ini yang memukul hampir semua sektor industri.
Industri skala besar maupun skala Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sudah pasti terdampak. Termasuk bagi perusahaan Online Personal Gift Peapepo Surabaya.
Apalagi, perusahaan yang memanfaatkan sentuhan karikatur dan seni untuk semua produk-produknya itu bukanlah perusahaan yang selama ini menjadi kebutuhan pokok masyarakat di Indonesia.
Seperti disampaikan Co-Founder of Peapepo, Licke Mayasari saat menjadi pembicara dalam webinar rangkaian HUT ke-7 Suara.com dengan tajuk: Adaptasi dan Teknologi, Kiat UMKM Lokal Terus Berkembang di Tengah Pandemi, Jumat (19/03/2021).
Baca Juga:JNE: Tantangan Pelaku UMKM adalah Biaya Logistik yang Mahal
"Apakah kami terdampak? Oh ya, kami terdampak. Jangankan pandemi, bukan masa pandemi saja kita itu, begini, bisnis kita kan bukan kebutuhan pokok. Orang bisa ke mall, beli barang impor yang harganya terjangkau banget. Kita di awal pandemi sampai jualan masker, menggores idealisme kita," katanya.
Sehingga, kata Licke, di awal pandemi Peapepo menepikan sejenak idealisme. Peapepo kemudian berinovasi mengembangkan produk dengan membuat masker kain dengan gambar karikatur. Peapepo juga berkolaborasi dengan pengrajin bunga vlanel untuk kerja menggambar karikaturnya.
"Yang terpenting bisnis tetap hidup dan menghasilkan. Karena ada banyak anak-anak juga bersama kami. Kita tidak menolak keadaan yang terjadi, tapi kita menerima kondisi sambil terus melakukan inovasi," katanya menegaskan.
Namun demikian, membuat inovasi juga tidak segampang membalik telapak tangan. Inovasi masker kain misalnya. Awalnya, kata Licke, Peapepo merasa terlambat meluncurkan produk masker kain dengan karikatur tersebut. Sebab momentum jualan masker seharusnya di awal-awal pandemi.
Namun apa yang dirasa terlambat tersebut ternyata salah. Masker kain bergambar karikatur seseorang ternyata justru menjadi alternatif pilihan produk masker baru bagi masyarakat.
Baca Juga:Menkop Teten Masduki Sebut APD Made in Indonesia Laku di Luar Negeri
"Sebab yang kita keluarkan karikatur seseorang. Yang beli justru orang yang sudah punya masker. Kita keluarin produk yang ada sentuhan personal touchnya. Jadi bisnis kita kan personal gift, kita belajar inovasi di sana," katanya.
Licke kemudian menjabarkan empat hal yang dilakukan oleh Peapepo untuk bertahan di tengah kondisi pandemi seperti sekarang ini, yakni being relevant dan inovasi, kemudian belajar membaca data dan tidak melulu mengandalkan feeling bisnis seperti awal-awal usaha, shifting focus (pivot bisnis), terakhir keep on learning atau terus belajar.
Untuk fokus jualannya sendiri, Licke menjelaskan selama ini Peapepo masih fokus pada toko online (Online Shop) dan berjualan di media sosial, terutama di Instagram. Peapepo, kata dia, sempat mendapat kesempatan jualan toko offline.
"Kita dapat tawaran offline kita ambil, karena lokasi strategis. Di masa pandemi juga. Kita ambil itu. Dan ternyata singkat cerita, keuntungan tidak sebesar online. Tiga bulan coba akhirnya balik lagi fokus online," ujarnya menegaskan.
Dalam webinar tersebut Suara.com tidak hanya mengajak Licke berbagi tentang kiat-kiat bertahan bagi UMKM di tengah pandemi dengan memanfaatkan teknologi. Ada Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki, kemudian Konsultan Marketing Yuswohadi, VP of Marketing JNE Eri Palgunadi dan Pengusaha Bandung Perry Tristianto.