SuaraJatim.id - Di tengah meningkatnya tekanan dari China, Taiwan mulai menyiapkan diri. Mereka mulai memproduksi massal rudal jarak jauh dan sedang mengembangkan tiga model rudal lainnya.
Hal ini dikatakan seorang pejabat senior di Taiwan, Kamis (24/03/2021). Si pejabat itu membuat pengakuan langka mengenai upaya Taiwan mengatasi tekanan dari negeri tetangganya itu.
Selama ini China terus mengklaim Taiwan yang demokratis sebagai bagian dari wilayah mereka. Hubungan panas kedua negara telah meningkatkan aktivitas militer di dekat pulau itu.
Apalagi ketika China mencoba memaksa pemerintah di Taipei untuk menerima klaim kedaulatan Beijing. Taiwan yang merasa disokong oleh Amerika bergeliat dan melawan.
Baca Juga:Buntut Promo Sushi, Pria Ini Terjebak dengan Nama Salmon Dream Selamanya
Angkatan bersenjata Taiwan, yang dikerdilkan oleh China, berada di tengah-tengah program modernisasi untuk mendapatkan langkah pencegah efektif, termasuk kemampuan menyerang balik pangkalan yang berada jauh di dalam China jika perang terjadi.
Menanggapi pertanyaan anggota parlemen, kepala departemen pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng mengatakan upaya mengembangkan kemampuan serangan jarak jauh adalah prioritas.
"Kami berharap (rudal) itu jarak jauh, akurat dan gesit," kata Chiu seraya menambahkan bahwa penelitian tentang senjata semacam itu oleh Institute Sains dan Teknologi Nasional Chung-Shan tidak pernah berhenti.
Berdiri di sebelah Chiu, wakil direktur institute itu Leng Chin-hsu menyebutkan bahwa satu rudal jarak jauh berbasis darat telah mulai diproduksi, plus tiga rudal jarak jauh lainnya sedang dalam pengembangan.
Leng mengatakan "tidak nyaman" baginya untuk memberikan rincian tentang seberapa jauh rudal itu bisa terbang. Institute itu yang memimpin upaya pengembangan senjata Taiwan.
Baca Juga:Gegara Promo Sushi, Pria Ini Berpotensi Dipanggil Salmon Seumur Hidup
Dalam beberapa bulan terakhir, kata Leng, juga telah dilakukan serangkaian uji coba rudal di lepas pantai tenggara Taiwan.
Media di Taiwan telah memuat gambar peluncuran rudal itu dan instruksi telah diberikan kepada pesawat untuk menjauhi area uji, tetapi uji coba tersebut dirahasiakan.
Angkatan bersenjata Taiwan selama ini secara umum berkonsentrasi untuk mempertahankan pulau itu dari serangan China.
Namun, pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen telah menekankan pentingnya mengembangkan alat penangkal "asimetris", menggunakan peralatan bergerak yang sulit ditemukan dan dihancurkan, serta mampu mengenai sasaran yang jauh dari pantai Taiwan.
Washington, yang merupakan pemasok senjata asing utama bagi Taipei sangat ingin menciptakan penyeimbang militer terhadap pasukan China dan membangun upaya yang dikenal di dalam Pentagon sebagai "Benteng Taiwan". ANTARA