Kasus Covid-19 di Gresik Tinggi, Rumah Sakit Penuh, Ibu Hamil 7 Bulan Tewas Tak Tertangani

Kepala Desa Gredek Kecamatan Duduksampeyan Gresik, Muhammad Bahrul Ghofar, terpukul betul melihat warganya yang hamil 7 bulan meninggal bersama bayinya di dalam kandungan.

Muhammad Taufiq
Rabu, 14 Juli 2021 | 09:34 WIB
Kasus Covid-19 di Gresik Tinggi, Rumah Sakit Penuh, Ibu Hamil 7 Bulan Tewas Tak Tertangani
Mazrotul Afiro saat dibawa ke ruangan ICU Rumah Sakit Ibnu Sina Gresik pakai pikap [Suara.com/Amin Alamsyah]

SuaraJatim.id - Kepala Desa Gredek Kecamatan Duduksampeyan Gresik, Muhammad Bahrul Ghofar, terpukul betul melihat warganya yang hamil 7 bulan harus meninggal bersama bayinya di dalam kandungan.

Ghofar mengenang bagaimana Ia pontang-panting mencarikan rumah sakit bagi warganya itu. Ia mendatangi sejumlah rumah sakit namun semuanya penuh sesak pasien Covid-19 sehingga warganya yang bernama Mazrotul Afiro itu harus mengembuskan napas terakhir.

Selain hamil gede, warganya itu juga positif terpapar Covid-19. Ghofar mengaku sudah bersusah payah membawa ke RS agar dua nyawa manusia tersebut diselamatkan.

"Sekitar Selasa siang bayi dalam kandungan dikabarkan meninggal. Kemudian malamnya ibunya menyusul, karena memang kondisinya kritis," kata Bahrul Ghofar, Selasa (13/07/2021).

Baca Juga:Pilu! Ibu Hamil dan Bayinya Dalam Kandungan Meninggal Karena Tak Dapat Kamar ICU RS Gresik

Ghofar menceritakan perjuangan dia dan warga lainnya mendapatkan rumah sakit agar Mazrotul tertangani dengan baik. Pada hari Senin (12/7/2021) pagi, dia bersama warga lainnya mondar mandir ke beberapa rumah sakit di Gresik.

Setiap rumah sakit menjawab ruangan ICU penuh. Padahal kondisi pasien itu sudah drop. Dia butuh asupan oksigen dan penanganan medis.

Saat itu saturasi oksigen dalam darahnya sudah diangka 40. Padahal normalnya di angka 90-100. Karena tak dapat ruangan di rumah sakit, dia akhirnya membawa kembali pulang untuk dirawat sendiri.

"Saya belikan tiga tabung sekaligus. Supaya dapat pertolongan pertama," katanya menegaskan.

Kemuduian pada sorenya, Ghofar dihubungi salah satu staf puskesmas setempat, mengabarkan jika ruangan RSUD masih tersedia. Mendengar kabar itu, dia akhirnya memboyong warganya yang tengah sakit itu ke RSUD Ibnu Sina.

Baca Juga:Respon Penanggulangan Covid-19, SG Bagikan 12.500 Paket Prokes untuk Masyarakat Rentan

Sesampai di sana, ternyata pasien ini tak dapat perawatan langsung. Rumah sakit sedang sesak-sesaknya karena tingginya angka Covid-19. Tak berselang lama dari itu, pihak rumah sakit mengabarkan jika anak dalam kandungan tidak bisa selamat alias meninggal dari dalam.

"Anaknya meninggal dan ibunya saat itu kritis," katanya.

Sampai kemudian pada hari Rabu dini hari pukul 00.20 WIB, sang ibu itu menyusul. Bayi dalam yang meninggal dalam kandungan itu juga belum sempat dikeluarkan. Mendengar kabar itu, Ghofar sedih. Dia meyayangkan tidak ada prioritas sama sekali terhadap ibu hamil.

"Saya berharap kalai ada kejadian seperti ini lagi, tolong dahulukan. Ini menyangkut dua nyawa, ibu hamil dan anak dalam kandungannya," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini