Jusuf Kalla Ternyata Pernah Jadi Juru Runding Taliban dan Pemerintah Afghanistan

Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) ternyata pernah menjadi juru runding antara Pemerintah Afghanistan dengan Taliban.

Muhammad Taufiq
Senin, 16 Agustus 2021 | 14:46 WIB
Jusuf Kalla Ternyata Pernah Jadi Juru Runding Taliban dan Pemerintah Afghanistan
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla bertemu dengan perwakilan kelompok gerilyawan Taliban. ANTARA/HO-Tim Media JK

SuaraJatim.id - Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) ternyata pernah menjadi juru runding antara Pemerintah Afghanistan dengan Taliban. Saat itu Afghanistan masih dipimpin Ashraf Ghani.

Peristiwa ini terjadi sebelum Taliban berhasil mengkudeta pemerintah Afghanistan pada Minggu (15/08/2021). Saat itu, JK ke Afghanistan pada 24 Desember 2020, ketika JK dijamu oleh Presiden Afghanistan Ashraf Ghani di Istana Kepresidenan di Kota Kabul.

Hal ini diungkap oleh JK saat berada di dalam program bincang Begini di kanal Youtube Kompas TV, Senin (22/08/2021).

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 ini sebelumnya pernah menerima permintaan dari Presiden Afghanistan Ashraf Ghani. Presiden Ashraf Ghani mengutarakan permintaan itu saat menjamu JK di Istana Kepresidenan Afghanistan Gulkhana Palace, Kabul pada 24 Desember 2020.

Baca Juga:Perang Berakhir, Taliban Ambil Alih Ibu Kota Afghanistan

Presiden Ashraf meminta Jusuf Kalla memimpin perundingan damai antara Pemerintah Afghanistan dengan Taliban.

Karena permintaan itu, JK pun berniat mengundang perwakilan Taliban ke rumahnya di Jakarta.

"Jadi saya undang Taliban ke sini, makan di rumah ini," kata Kalla dikutip dari hops.id, jejaring media suara.com.

Kalla menyadari kedatangan perwakilan Taliban ke rumahnya berisiko. Terbukti, ada anggapan yang muncul bahwa Kalla mendukung Taliban.

Sementara, Taliban sejak dulu dicap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat.

Baca Juga:Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Kabur saat Ibukota Kabul Dikuasai Taliban

Meski begitu, Jusuf Kalla tak ambil pusing dengan anggapan itu. Ia tetap berkeinginan mewujudkan perdamaian di Afghanistan.

"Bahwa Amerika itu menganggap teroris, ya terserah Amerika. Bagi dia (Taliban) menganggap dirinya pejuang. Jangan kita ikuti pandangan Amerika saja atau pandangan NATO. Justru Amerika itu menduduki negara Afghanistan sama dengan Uni Soviet dulu menduduki Afghanistan," tegas Kalla.

Sementara mengutip CNN, Jusuf Kalla menjelaskan pengalamannya yang sempat bertemu dengan petinggi Taliban sebanyak empat kali.

Dia mengatakan, pertemuan tersebut tak lain untuk membicarakan upaya damai di Afghanistan. Dari empat pertemuan itu, kata JK, dua di antaranya dilakukan di Jakarta.

"Saya empat kali bertemu dengan pihak Taliban, dua kali di Jakarta dan dua kali di Doha, Qatar," ujar JK.

JK sendiri mengaku yakin kalau Taliban sudah berubah dari saat mereka berkuasa di Afghanistan pada 1996-2001 lalu.

Menurut pandangannya, Taliban yang ada sekarang ini bakal lebih terbuka dan moderat dalam melihat dunia.

"Itu kenapa saya undang dua kali pimpinan Taliban ke Indonesia, untuk lihat bahwa Islam bisa berkembang dengan cara moderat," tutur JK.

Ia kemudian berkata, "Mereka kagum kita jalankan Islam secara baik. Tak perlu konservatif. Dia ngunjungin pesantren-pesantren. Saya yakin pemerintahan Taliban ini lebih terbuka."

Selama ini, JK memang dikenal aktif dalam upaya damai Afghanistan. Saat masih menjabat sebagai Wapres RI periode 2014-2019, JK pernah beberapa kali terlibat langsung dalam perundingan damai Afghanistan.

Ia pun kerap berbicara langsung dengan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, serta para petinggi Taliban dalam beberapa kali kesempatan.

JK menuturkan bahwa perwakilan pemerintah Afghanistan dan Pemimpin Politik Taliban pernah bergantian diundang makan bersama di kediaman dinas Wapres RI di Jakarta Pusat.

"Saya kenal baik dengan Presiden Ashraf Ghani dan Kepala Kantor Politik Taliban Mullah Abdul Gani Baradar. Akhir Desember lalu, saya bertemu Presiden Ghani di Kabul. Sedangkan Januari 2021 lalu, saya bertemu Mullah Baradar di Doha, Qatar," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini