Donald Trump Murka Afghanistan Dikuasai Taliban, Tuding Ashraf Ghani Biang Keroknya

Seperti diberitakan, Ashraf Ghani memilih melarikan diri dari Afghanistan dengan dalih menghindari perang dan menimbulkan banyak korban jiwa.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Jum'at, 20 Agustus 2021 | 14:29 WIB
Donald Trump Murka Afghanistan Dikuasai Taliban, Tuding Ashraf Ghani Biang Keroknya
Donald Trump. [BBC]

SuaraJatim.id - Donald Trump marah besar akibat Afghanistan dikuasai Taliban. Ia menuding biang kerok peristiwa tersebut adalah eks presiden Ashraf Ghani.

Seperti diberitakan, Ashraf Ghani memilih melarikan diri dari Afghanistan dengan dalih menghindari perang dan menimbulkan banyak korban jiwa.

 
Namun, keputusan Ashraf Ghani pergi meninggalkan Afghanistan dengan membawa empat mobil dan helikopter penuh uang sebesar USD169 juta dari kas negara menuai kritikan pedas.

 
“Saya mengatakan ini secara terbuka dan terus terang saya pikir dia benar-benar bajingan. Dia menghabiskan seluruh waktunya untuk memenangkan dan memakan para senator kami,” kata Trump, saat diwawancara Fox News, mengutip dari hops.id, Jumat (20/8/2021).

Baca Juga:Jurnalis DW dan Keluarganya di Afganistan Dibunuh Taliban

Donald Trump belakangan ini memang menjelma sebagai salah satu kritikus terkuat di AS, sampai-sampai dia ikut mengomentari Ashraf Ghani.

Trump menuding, bahwa selama ini para senator Amerika selalu berada dalam kendali Ashraf Ghani. Namun eks Presiden Amerika Serikat itu menegaskan kalau tak pernah memercayai sosok Ghani.

“Saya tidak pernah memiliki kepercayaan penuh pada Ashraf Ghani.”

Ghani sebelumnya mengaku sudah mengundurkan diri dan digantikan salah satu wakil presiden, meski di bawah kendali Taliban.

Ghani melarikan diri pada 15 Agustus setelah Taliban mengambil alih ibu kota nasional, Kabul.

Baca Juga:Tragis! Pemain Timnas Afghanistan Tewas di Roda Pendaratan Pesawat Militer AS

Trump sendiri juga mencurigai Ghani meninggalkan Kabul pada hari Minggu dengan menggondol banyak uang tunai.

 
Sementara itu, Asraf Ghani saat ini berada di Uni Emirat Arab (UEA) bersama keluarganya. Dia diterima di negara Teluk itu dengan alasan kemanusiaan. Dia mengaku meninggalkan negaranya dalam upaya untuk menghindari pertumpahan darah.

 
Dia juga menepis tuduhan melarikan diri dari Kabul dengan koper penuh uang tunai dengan menyebut tuduhan itu tidak berdasar.

“Jangan percaya siapa pun yang memberi tahu Anda bahwa presiden Anda menjual Anda dan melarikan diri untuk keuntungannya sendiri dan untuk menyelamatkan hidupnya sendiri,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini