SuaraJatim.id - Wasekjen DPP Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin sudah menyatakan kesiapannya maju di Pilpres 2024 sebagai calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan.
Ia menegaskan, setiap warga negara memilik hak untuk memilih dan dipilih. Hal itu, kata dia, dilindungi oleh undang-undang dasar 1945. Namun demikian, sampai saat ini Novel belum bergabung dengan partai manapun.
Lalu bagaimana peluangnya? Menurut Direktur Rumah Politik Indonesia atau RPI, Fernando EMaS, alih-alih ikut Pilpres, Novel diminta lebih dulu bersaing di Pileg mendatang.
Sebab, selain skalanya lebih kecil, pria yang kerap mengenakan sorban putih tersebut diyakini bakal diusung partai besar seperti PKS.
Baca Juga:Penangkapan Yahya Waloni, Wasekjen PA 212 Novel Bamukmin: Salah Kaprah Negeri Ini..
"Sebaiknya, Novel bersiap ikut Caleg (Calon Legislatif) DPRD DKI Jakarta saja. Siapa tahu keberuntungan berpihak kepadanya pada 2024," kata EMaS, seperti dikutip dari hops.id, jejaring media suara.com, Rabu (01/09/2021).
Menurut Fernando, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang selama ini bersaing dengan Menhan Prabowo Subianto dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saja masih sulit mendapat dukungan parpol. Apalagi Novel Bamukmin yang namanya belum diperhitungkan dalam survei capres maupun cawapres.
Sebelumnya, Novel berulang kali menegaskan kesiapannya maju di Pilres 2024 mendamping Anies Baswedan. Ia menegaskan haknya maju sebagai capres.
"Siap (maju sebagai cawapres mendampingi Anies). Karena hak warga negara Indonesia untuk memilih dan dipilih, dan dilindungi undang-undang," ujarnya menegaskan.
"Tentunya semua dengan izin Allah serta doa dan dukungan dari ulama dan umat islam, karena sejatinya negara ini merdeka dengan peran penuh ulama, tokoh dan umat dan peranan umat sudah bangkit di ABI (Aksi Bela Islam) 212," lanjutnya.
Baca Juga:Bela Mati-matian Yahya Waloni, Novel Bamukmin Sebut Kata-kata Ini
Selain figur Anies, Novel mengaku siap jadi cawapres lantaran merasa terpanggil untuk menyelematkan bangsa Indonesia dari rezim yang menurutnya telah dikuasai pengkhianat yang tunduk pada kekuasan asing.
"Karena saat ini saya melihat rezim ini dikuasai oleh para pengkhianat negara dan Pancasila, sampai-sampai penegak Pancasila (ulama) dikriminalisasi."
"Dan negara ini sudah dikuasai para pengkhianat bangsa yang menjadi jongos para asing dan aseng sehingga negara ini harus diselamatkan," urainya.