Sejarah Kabupaten Bojonegoro: Dikuasai Kerajaan Majapahit Hingga Kerajaan Demak

Oleh karena itu, berikut sejarah Kabupaten Bojonegoro serta penjelasan lain tentang kabupaten ini.

Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 26 November 2021 | 12:14 WIB
Sejarah Kabupaten Bojonegoro: Dikuasai Kerajaan Majapahit Hingga Kerajaan Demak
Kabupaten Bojonegoro

SuaraJatim.id - Kabupaten Bojonegoro merupakan salah satu kabupaten yang menarik karena banyaknya sejarah Kabupaten Bojonegoro yang melekat dan penting terjadi di daerah ini. Sejarah mengenai Kabupaten Bojonegoro selalu menjadi istimewa karena menjadi salah satu bagian penting dari eksistensi Indonesia. Oleh karena itu, berikut sejarah Kabupaten Bojonegoro serta penjelasan lain tentang kabupaten ini.

Kabupaten Bojonegoro merupakan salahi satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Tuban, Lamongan, Nganjuk, Madiun, NGawi, dan Blora. Sudah banyak diketahui bahwa agama Hindu adalah agama awal Indonesia. Sejak jaman kerajaan hingga saat ini masih ada penduduk yang memeluk agama Hindu. Hingga abad ke-16, Kabupaten Bojonegoro merupakan kekuasaan Kerajaan Majapahit, kemudian daerah ini menjadi wilayah Kerajaan Demak. Kerajaan Demak mendatangkan ilmu baru yakni berupa agama Islam.

Oleh karena itu terjadilah pergeseran nilai dan tata kehidupan masyarakat dari Hindu ke Islam. Peralihan kekuasaan ini membawa Bojonegoro masuk ke Kesultanan Pajang kemudian Kerajaan Mataram.

Pada 20 Oktober 1677 menjadi hari jadi Kabupaten Bojonegoro. Pada tahun 1725, Sunan Pakubuwono II naik takhta dan pusat pemerintahan Kabupaten Jipang dipindah ke Rajekwesi sekitar 10 km selatan Kota Bojonegoro. Hal tersebut terjadi sebagai kenangan keberhasilan leluhur meninggalkan kesan baik Bojonegoro.

Baca Juga:Sifat Wajib Bagi Para Rasul: Jujur, Cerdik Hingga Dapat Dipercaya

Pemerintahan di Kabupaten Bojonegoro

Tambak ikan yang menganggur dimanfaatkan warga Bojonegoro menjadi objek wisata Negeri Atas Air / [Foto suarajatimpost.com]
Tambak ikan yang menganggur dimanfaatkan warga Bojonegoro menjadi objek wisata Negeri Atas Air / [Foto suarajatimpost.com]

Kabupaten Bojonegoro pernah dipimpin lebih dari 10 bupati sejak tahun 1677, bupati-bupati tersebut adalah Pangeran Mas Toemapel yang menjabat tahun 1677 hingga 1705, Ki Wirosentiko pada 1705 hingga 1718, Ki Songko mulai 1718 hingga 1741, R. Tumenggung Hario Matahun II mulai memimpin pada 1941 hingga 1943, R. Tumenggung Hario Matahun III pada 1973 hingga 1955, R. Ronggo Prawirodirjo I pada 1755 hingga 1756, r. Prawirodidjojo pada 1756 hingga 1760, R.M. Guntur Wiroredjo pada 1760 hingga 1800, R. Ronggo Djenggot pada 1800 hingga 1811, R. Prawirosentiko pada 1811 hingga 1816, R. TUmenggung Sumonegoro pada 1816 hingga 1821, R. TUmenggung Sosrodiningrat pada 1821 hingga 1823, R. Tumenggung Purwonegoro pada 1823 hingga 1825, R. Adipati Djojonegoro pada 1825 hingga 1827, R. Tumenggung Sosrodilogo pada 1827 hingga 1828, R. Sdipati Djojonegoro 1828 hingga 1844, R. M. Tumenggung Tirtonoto II pada tahun 1878 hingga 1888, R.M. Sosrokusumo 1888 hingga 1890, R. Adipati Aryo Reksokusumo pada 1890 hingga 1916, R. Adipati Aryo Kusumo Adinegoro pada 1916 hingga 1936, R Drajat pada 1936 hingga 1937, R. Tumenggung Achmad Surjodiningrat pada 1937 hingga 1943, R Tumenggung Oetomo pada 1943 hingga 1945, R Tumenggung Sudiman Hadiatmodjo pada 1945 hingga 1947, Mas Surowiyono pada 1947 hingga 1949, R. Tumenggung Sukardi pada 1949 hingga 1950, R. Sundaru pada 1950 hingga 1951, Mas Kusno Suroatmodjo 1951 hingga 1955, R Baruno Djojoadikusumo 1955 hingga 1959, R Soejitno pada 1959 hingga 1960, R Tamsi Tedjo pada 1960 hingga 1968, Sandang pada 1968 hingga 1973, Alim Sudarsono pada 1973 hingga 1978, Soeyono pada 1978 hingga 1983, Soedjito pada 1983 hingga 1988, Imam Soepardi pada 1988 hingga 1993 dan 1993 hingga 1998, Atlan pada 1998 hingga 2003, Muhammad Santoso pada 2003 hingga 2008, Suyoto pada 2008 hingga 2013 dan 2013 hingga 2018, Suprianto pada 2018 hingga 2018 dan saat ini Kabupaten Bojonegoro dipimpin oleh Dr. Hj. Anna Muawanah sejak 2018.

Tempat Wisata Kabupaten Bojonegoro

Hulu Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro airnya berubah hitam kemerahan [Foto: Beritajatim]
Hulu Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro airnya berubah hitam kemerahan [Foto: Beritajatim]

Selain memiliki sejarah yang panjang, Kabupaten Bojonegoro juga memiliki banyak tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Tempat wisata di Kabupaten Bojonegoro adalah Alun-Alun Bojonegoro, Agrowisata Belimbing, Wana Tirta Dander, Bendungan Gerak, Taman Rajekwesi, Waduk Pedang, Teksas Wonocolo, Air Terjun Krondonan, Bukit Tono, Air Terjun Kedung Peti, Air Terjun Kedung Maor, Mata Air Desa Sumber Arum, Kayangan Api, Waduk Pacal, Negeri di Atas Angin, Hutan Jati Bojonegoro, Grojogan Pucangarum, Air Terjun Clebung Bubulan, Air Terjun Kedung Gupit, Air Terjun Goa Kikik, Sendang Grogolan, Banyu Kuning, Watu Gandul, Go Fun Theme Park, dan Taman Wisata Sariyo. Tempat wisata di atas menarik karena didominasi air terjun, bendungan, dan taman. Tentu saja tempat-tempat tersebut cocok dijadikan destinasi wisata.

Topologi

Baca Juga:4 Kelompok Sifat Wajib Allah: Nafsiyah, Salbiyah, Maani, Manawiyah

Keadaan topologi Kabupaten Bojonegoro yakni berdiri di atas tanah berbukit. Dataran tinggi dan dataran rendah banyak dijumpai di wilayah ini. Jenis tanah kabupaten ini adalah Tanah Grumosol, Alluvial, Litosol dan lain sebagainya. Bojonegoro beriklim tropis dengan musim penghujan dan musim kemarau. Kabupaten Bojonegoro merupakan daerah yang subur.

Demikian penjelasan singkat terkait dengan Sejarah Kabupaten Bojonegoro. Kabupaten Bojonegoro merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang unik dan istimewa dengan berbagai cerita sejarah, destinasi wisata, dan topologinya. Oleh karena itu, menarik sekali apabila dipelajari lebih lanjut.

Kontributor : Annisa Fianni Sisma

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini