Saham-saham Terguncang, Sejumlah Negara di Asia dan Eropa Mulai Antisipasi Varian Baru

Sejumlah negara di Asia dan Eropa mulai melakukan pembatasan setelah kabar varian baru yang kemungkinan resiten dengan vaksin ditemukan di Afrika Selatan (Afsel).

Muhammad Taufiq
Jum'at, 26 November 2021 | 18:03 WIB
Saham-saham Terguncang, Sejumlah Negara di Asia dan Eropa Mulai Antisipasi Varian Baru
Varian baru virus Corona [Foto: Antara]

Virus corona telah melanda dunia hampir dua tahun sejak ditemukan pertama kali di China tengah, menginfeksi hampir 260 juta orang dan menewaskan 5,4 juta orang.

Jepang juga memperketat kendali perbatasan bagi pendatang dari Afsel dan lima negara Afrika lain, menurut laporan media.

Setelah melonggarkan pembatasan perjalanan awal bulan ini, pemerintah India mengimbau semua negara bagian untuk secara ketat memeriksa dan menapis pendatang internasional dari Afsel dan negara-negara lain yang "berisiko".

Negara-negara di Asia telah mengalami kondisi yang lebih baik daripada wilayah lainnya dalam mengendalikan pandemi dengan menerapkan aturan pencegahan, testing dan kendali perbatasan yang ketat.

Baca Juga:Lima Fakta B.1.1.529, Varian Baru Covid-19 yang Disebut Paling Mengerikan

Taiwan mengatakan pelaku perjalanan dari negara-negara selatan Afrika yang "berisiko tinggi" harus menjalani karantina di fasilitas pemerintah selama 14 hari.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan negaranya siap menghadapi varian baru. Awal pekan ini pemerintah Selandia Baru mengatakan akan membuka kembali perbatasan bagi pelaku pendatang internasional yang sudah divaksin mulai 30 April tahun depan.

Saat ditanya apakah rencana itu akan ditunda setelah varian baru ditemukan, Ardern mengatakan negaranya memiliki "sejumlah aturan bawaan yang bertindak sebagai lapisan pelindung".

"Semua rencana kami terkait COVID, kami telah menyiapkannya (untuk menghadapi) kemungkinan munculnya varian baru di masa depan," kata Ardern menegaskan. ANTARA

Baca Juga:Pandemi Covid-19 Belum Berakhir: Keganasan Varian Baru B.1.1.529 Masih Belum Diketahui

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini