SuaraJatim.id - Emosi marah bisa mendatangi siapa saja. Hanya yang membedakan adalah cara mengekspresikan kemarahannya. Lalu bagaimana dengan marah di bulan Puasa Ramadhan?
Menjawab hal tersebut, dikutip dari Konsultasi Syariah, Fatawa Syabakah Islamiyah dijelaskan kalau puasanya orang yang marah tetaplah sah. Hanya saja amarah itu bisa mengurangi pahala puasa.
"Orang puasa ketika dia marah atau bertengkar dengan orang lain, puasanya tetap sah dan tidak wajib dia ulangi. Baik dia sebagai orang mendzalimi maupun yang didzalimi."
Hanya saja, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita, agar ketika berpuasa, kita haruslah menjadi seorang yang berwibawa, menjaga kehormatan dengan menghindari maksiat dan berusaha bersabar dalam setiap keadaan.
Baca Juga:Jadwal Sholat dan Imsak Surabaya 12 April 2022, Lengkap dengan Hukum Puasa Ramadhan
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Puasa adalah membentengi diri, maka bila salah seorang kamu di hari ia berpuasa janganlah berkata kotor dan jangan teriak-teriak, dan jika seseorang memakinya atau mengajaknya bertengkar hendaklah ia mengatakan “Sesungguhnya aku sedang berpuasa," HR. Bukhari 1904 & Muslim 1151.
Sehingga bisa disimpulkan, jika marah saat puasa tetaplah sah dijalankan. Meski begitu, agar pahala puasa tidak berkurang, sebaiknya seorang Muslim sebisa mungkin menjaga hati dan menahan amarah dalam kondisi apapun.
Doa menjaga hari tetap tenang dan tidak mudah marah
Untuk mengendalikan amarahya, manusia memang ditekankan agar selalu bersabar. Rasulullah SAW sendiri pernah mengajarkan amalan yang dibaca ketika seseorang sedang marah atau naik pitam.
Mengutip situs resmi Nahdlatul Ulama (NU Online), Rasulullah mengajarkan doa tersebut kepada istrinya, Siti Aisyah ra. Berikut ini bunyi lafal dan artinya:
"Allaahumma Rabban nabiyyi Muhammadin, ighfirlî dzanbii, wa adzhib ghaizha qalbii, wa ajirnii min mudhillaatil fitani."
Artinya: Ya Allah, Tuhan Nabi Muhammad, ampunilah dosaku, redamlah murka hatiku, dan lindungilah diriku dari pengaruh (setan) yang menyesatkan dalam cobaan.