Wabah Virus PMK di Sejumlah Daerah Jawa Timur Masih Belum Mereda

Virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Jawa Timur masih meluas di sejumlah daerah. Meskipun ada banyak juga ternak yang sembuh.

Muhammad Taufiq
Rabu, 25 Mei 2022 | 15:14 WIB
Wabah Virus PMK di Sejumlah Daerah Jawa Timur Masih Belum Mereda
Ilustrasi ternak sapi (Antara/Aloysius Jarot Nugroho).

SuaraJatim.id - Virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Jawa Timur masih meluas di sejumlah daerah. Meskipun ada banyak juga ternak yang sembuh.

Di Magetan Jawa Timur, data terbaru jumlah sapi positif PMK per tanggal 25 Mei 2022 pukul 11.19 WIB total ada 246 sapi. Data ini disampaikan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Magetan Nur Haryani.

Ia menegaskan, meskipun banyang yang suspect, namun belum ada sapi yang dilaporkan mati ataupun dipotong paksa. Dinas saat ini masih melakukan pendataan sapi-sapi yang sakit tersebut.

“Per hari ini (25/5/2022) pukul 11.19 sudah ada 246 sapi yang dinyatakan positif PMK. Tersebar di 51 desa di 14 kecamatan di Magetan,” kata Nur Haryani pada beritajatim.com, Rabu (25/5/2022).

Baca Juga:Atlet Jatim Peraih Medali SEA Games 2021 Dihadiahi Beasiswa Pendidikan

Sebelumnya, pada 23 Mei 2022 jumlah sapi yang terjangkit berjumlah 105 ekor yang tersebar di 21 desa di 12 kecamatan, kemudian pada 24 Mei 2022 meningkat jadi 194 sapi. Kini makin bertambah jadi 246 sapi.

“Saat ini ada 20 ekor sapi yang sudah menunjukkan perkembangan ke arah sembuh. Perawatan masih berlanjut untuk sapi lain yang terjangkit,” kata Nur.

Kini pihaknya masih terus melakukan pengobatan rutin. Berikut meminta pada masyarakat agar selalu menjaga kebersihan kandang ternak dan membatasi siapa saja yang masuk area kandang untuk mengurangi penularan wabah PMK.

Total ada 118 ribu ekor sapi yang ada di Magetan. Pun yang terjangkit PMK yakni sapi jenis limosin, simental, dan PO.

Sementara itu di Ngawi, pemerintah daerah setempat melakukan kebijakan pemeriksaan ternak sebelum masuk Pasar Hewan Legi Ngawi, Rabu (25/5/2022).

Baca Juga:Penutupan Pasar Hewan Akibat Wabah PMK di Tulungagung Diperpanjang

Baik kendaraan truk dan pick up harus berhenti dan diperiksa petugas yang memeriksa identitas pengemudi dan pedagang berikut kondisi ternak.

Eko Nurcahyo, salah satu pedagang asal Ngawi harus membawa pulang ternaknya karena terindikasi terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) usai diperiksa oleh dokter hewan dari Dinas Peternakan dan Perikanan Ngawi.

“Saya bawa dua sapi. Dua dianya dinyatakan positif PMK oleh petugas yang memeriksa. Akhirnya saya harus kembali lagi ke rumah. Sapi ini dari Waruk Tengah, Pangkur, Ngawi,” kata Eko pada beritajatim.com, Rabu (25/5/2022).

Pun, petugas yang memeriksa hanya melakukan pemeriksaan luar dan emmang ditemukan gejala. Namun, mereka mengambil sampel swab dari sapi yang bergejala dan terindikasi terjangkit PMK.

“Hanya diperiksa dari gejala yang terlihat pada sapi saja. Sapi saya tidak diambil sampelnya. Tapi katanya sudah dinyatakan positif PMK,” kata Eko.

Tak hanya Eko, ada sembilan ekor sapi milik beberapa pedagang lainnya yang juga diduga dinyatakan positif PMK. Mereka pun diminta petugas kesehatan dan pihak kepolisian yang turut berjaga untuk meninggalkan pasar hewan.

Total ada 132 kendaraan yang diperiksa, total 39 kendaraan harus kembali ke daerah asal, 11 ekor sapi diduga terjangkit PMK.

Namun, sebagian pedagang tidak langsung pulang melainkan menggelar dagangan di jalan di luar pasar hewan meski tetap sepi pembeli di tengah wabah PMK.

Sebagian bahkan menukar kendaraan mereka dengan kendaraan milik warga lokal Ngawi atau menukar pengemudi yang warga asli Ngawi demi meloloskan diri untuk masuk pasar hewan Ngawi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini