Dari USD 0,39 miliar menjadi USD 0,82 miliar (yoy). Sementara impor non-migas hanya mengalami kenaikkan tipis. Sebesar 13,46 persen. Dari USD 1,76 miliar menjadi USD 2,00 miliar (yoy). Kondisi itu, membuat impor di Jatim mengalami kenaikkan sebesar 31,31 persen (yoy).
Sama halnya dengan ekspor, negara asal impor non-migas terbesar berasal dari Tiongkok. Negara tersebut memiliki peranan sebesar 31,08 persen atau sebesar USD 620,51 juta. Disusul Amerikas Serikat sebesar 9,99 persen dan Australia dengan kontribusi sebesar 5,45 persen.
“Ini masih data sementara. Ada triwulan keempat. Akan berpotensi mengalami pertumbuhan sektor sektor ekspor dan impor di Jatim. Kita doakan saja mengalami nilai yang positif,” ungkapnya.
Kontributor : Yuliharto Simon Christian Yeremia
Baca Juga:Korban Tragedi Kanjuruhan yang Dibiayai Pemprov Hanya di RSUD Saiful Anwar, di Luar Itu Tidak