"Saya teman sejak kecil, anaknya itu baik, rajin dan pintar. Saya saat itu juga melihat (pertandingan Arema versus Persebaya). Cuma beda tribun. Teman-teman di Ekonomi saya di VIP (Stadion Kanjuruhan)," ujar Amanda.
3. Kondisi pasien membiru
Amanda mendapat cerita dari teman-teman lainnya. Bahwa saat Tragedi Kanjuruhan terjadi. Korban sudah dalam kondisi wajah membiru. Lalu korban dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) selama 23 hari karena kritis.
"Dia dirawat selama 23 hari karena kritis di RSSA. Dia di Covid-19 kan, padahal dia kena gas air mata Tragedi Kanjuruhan. Selama dirawat tidak boleh dijenguk karena Covid jadi hanya kakaknya yang bisa menjaga," kata Amanda.
Amanda sendiri menyebut bahwa saat Tragedi Kanjuruhan korban berada di tribun selatan. Dimana tribun itu merupakan area paling banyak ditembakan gas air mata oleh polisi ke suporter.
4. Farzah dirawat di ruang isolasi
Humas RS Saiful Anwar juga mengatakan kalau Farzah dirawat di ruang isolasi Covid-19. Ia positif terpapar Covid-19 setelah dilakukan tes Swab PCR sebelum kedatangan Presiden Jokowi ke Malang beberapa waktu lalu.
Akhirnya, selama perawatan di RSSA, almarhum ditempatkan atau dirawat di ruang isolasi Covid-19. "Terakhir di-swab PCR tanggal 15 Oktober masih positif. Terakhir dirawat di ruang isolasi Covid-19," katanya.
Baca Juga:Mahfud MD Sebut Desakan Iwan Bule Mundur dari Ketum PSSI Seruan Moral, Ogah Mundur Amoral?