SuaraJatim.id - Sejumlah daerah masih mengalami kekeringan air bersih. Salah satunya di Desa Gedompol, Kecamatan Donorojo, Pacitan.
Desa yang berjarak sekitar 31,6 kilometer dari pusat Kabupaten Pacitan tersebut mengalami krisis air bersih. Tanaman padi milik warga pun terancam gagal panen.
Masyarakat menggelar Shalat Istisqa, berdoa berharap segera diturunkan hujan.
Kepala Desa Gedompol, Susanto mengatakan, kemarau ekstrem telah melanda desanya dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga:Kecantikan Kekasih Pemain Keturunan Pacitan di Liga Thailand, Berstatus Runner Up Miss Universe
"Jadi ini paling ekstrem sejak lima tahun terakhir. Intinya kita sama-sama bermunajat, berdoa kepada Allah SWT agar segera diberikan hujan," katanya dikutip dari TIMES Indonesia--media partner Suara.com.
Berdasarkan data, ada tiga dusun yang mengalami kekeringan ekstrem, yakni Jlubang, Karangkulon, dan Wungu. Bahkan sumber air di sumur Dusun Jlubang mengalami penurunan debit airnya.
"Belum ada, hujan terakhir sekitar dua minggu yang lalu tapi intensitasnya masih sangat rendah," ungkap Susanto.
Total ada 1.118 KK dan populasi 3.198 jiwa yang terdampak kekeringan di ketiga dusun tersebut.
Selama ini, kata dia, warga hanya bergantung kepada bantuan untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari saja.
Baca Juga:Relawan Prabowo-Gibran Semakin Yakin Menang di Pacitan, Faktor Ini Penyebabnya
SUsanto berharap, ada upaya bersama untuk menangani krisis air bersih yang terjadi di desanya. "Harapannya ke depan tidak lagi krisis dan desa kami mampu menggali potensi sumber air baku agar bisa diangkat dan dimanfaatkan masyarakat," tuturnya.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan, Radite Surya Anggono menyampaikan, hujan yang turun dua minggu lalu memang belum sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat.