Beda Gesture Prabowo dan Anies Bicara Etika: Satu Tatap Lawan Bicara, Lainnya Senyum-senyum

Gesture itu terlihat saat Prabowo memberikan respon dari pernyataan Anies saat singgung soal standar etika pemimpin

Galih Prasetyo
Selasa, 09 Januari 2024 | 09:33 WIB
Beda Gesture Prabowo dan Anies Bicara Etika: Satu Tatap Lawan Bicara, Lainnya Senyum-senyum
Beda Gesture Prabowo dan Anies Bicara Soal Etika: Satu Tatap Lawan Bicara, Lainnya Senyum-senyum ke Kamera [Tangkap layar Live Debat Pilpres Youtube Suara.com]

Hal berbeda justru ditunjukkan Anies saat Prabowo memberikan respon atas masalah etika tersebut.

Anies tertangkap kamera hanya fokus menatap ke kamera dan lemparkan senyum saat Prabowo berbicara.

"Di mana masalahnya, lha saudara bicara etik-etik, saya tuh keberatan," kata Prabowo dengan gesture wajah mengarah ke podium Anies.

"Maaf ya karena anda desak saya, saya terus terang aja saya menilai ada tidak pantas bicara etik. itu saja," tegas Prabowo yang disambut riuh pendukungnya di Istora, sementara Anies terlihat menatap ke kamera dan lemparkan senyum.

Baca Juga:Ngaku HTS, Gus Miftah Tak Tahu Ada Orang Pakai Kaos Prabowo Saat Ia Bagikan Sedekah

"Saya merasa bahwa anda itu fourturing anda itu menyesatkan. Saya boleh berpendapat kan? ya menilai anda tidak berhak bicara soal etik karena anda memberi contoh yang tidak baik soal etik," kata Prabowo.

Mengutip dari sejumlah sumber, sejumlah etika wajib diperhatikan saat berkomunikasi, salah satunya ialah menatap lawan bicara. Selain itu, juga harus diperhatikan menjaga sikap tubuh untuk menujukkan kesopanan.

Menatap lawan bicara saat berkomunikasi utamanya dalam momen debat menjadi bahasa non verbal yang mengindikasikan Anda mendengarkan si lawan bicara. Dan lebih dari pada itu kontak mata juga mengindikasikan Anda tertarik pada isi pembicaraan lawan bicara Anda.

Riset yang dilakukan oleh Prof. Albert Mehrabian dari University of California, Los Angeles menjelaskan bahwa dalam komunikasi besarnya pengaruh dari masing-masing komponen adalah bahasa tubuh (55 %); intonasi suara (38 %); kata-kata (7 %).

Makna dari hasil riset menurut Dr Erry Ricardo Nurzal seperti dikutip dari kemdikbud.go.id adalah ketika terjadi ketidaksinkronan dalam berkomunikasi, maka yang dipercaya adalah faktor yang mempunyai persentase yang lebih besar.

Baca Juga:Trending Topic di Twitter, Siapa Sengkuni? Menyasar ke Salah Satu Capres?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini