SuaraJatim.id - Banjir menerjang sejumlah desa di Kecamatan Balerejo. Ratusan orang terpaksa harus mengungsi.
Informasi yang dihimpun, banjir disebabkan oleh luapan air Sungai Jerohan. “Pantauan di lokasi, ketinggian air bisa mencapai 1,5 meter,” ujar Kepala Dinas Sosial Kabupaten Madiun Agung Budiarto dilansir dari Beritajatim.com--partner Suara.com, Minggu (10/3/2024).
Sedikitnya 209 jiwa harus mengungsi akibat banjir tersebut. Agung mengungkapkan, mereka yang mengungsi diprioritaskan para lansia, balita, dan warga dengan penyakit kronis.
Petugas melakukan evakuasi dengan perahu karet milik BPBD dan perahu seadaanya yang terbuat dari pelepah pisang. Warga mengungsi ke tempat yang aman dari banjir.
Baca Juga:Banjir Mojokerto Meluas, Warga di 7 Kecamatan Terdampak
Agung menyebutkan, pemukiman warga memang lebih rendah, sehingga air dengan cepat merendam rumah dan jalanan. “Dikhawatirkan debit air banjir di Kecamatan Balerejo semakin tinggi, warga juga harus kami ungsikan ke tempat yang aman,” katanya.
Dia mengaku tengah menyiapkan sejumlah kebutuhan warga yang mengungsi, mulai dapur umum hingga logistik yang dibutuhkan.
“Kami tengah menyiapkan dapur umum untuk kebutuhan logistik makanan warga yang terdampak banjir,” kata Agung.
Dinsos Kabupaten Madiun mendirikan dapur umum di kantor kecamatan. Agung memastikan relawan dan Tagana sudah siap untuk memasak makanan.
“Tapi ada kemungkinan dapur umum juga akan didirikan di tiap-tiap desa, supaya lebih dekat,” tuturnya.
Baca Juga:9 Desa di Jombang Kebanjiran, Ketinggian Air Mencapai 80 Sentimeter