SuaraJatim.id - Kasus demam berdarah dengue (DBD) tengah menghantui sejumlah daerah di Jatim, termasuk Jember. Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mencatat pada periode Januari-April 2024, sedikitnya seribu orang lebih terjangkit DBD.
Sekretaris Dinkes dr Koeshar Yudyarto mengatakan secara rinci data kasus DBD mencapai 1.109 per April. Namun, bila dihitung total keseluruhan, termasuk demam berdarah (DB) dan dengue shock syndrome (DSS) per Bulan April 2024 mencapai 3.981 kasus.
Koeshar menyebut, dari jumlah itu sebanyak 8 orang pasien dinyatakan meninggal dunia.
Dia mengakui, kasus DBD awal tahun ini lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu, meningkat 4 kali lipat. Tertinggi jumlah pasien pada 2024 di bulan Maret yang mencapai 358 kasus. Sedangkan Januari 140 kasus, Februari 312 kasus, dan April sebanyak 291 kasus.
Baca Juga:Survei Pilbup Jember, Fawait Melejit Salip Sejumlah Nama
“Sekarang kasus DBD sudah semakin menurun, memang puncaknya terjadi pada bulan Februari dan Maret,” tuturnya usai menghadiri Rapat Dengar Pendapat di Komisi D DPRD Jember dikutip dari Ketik.co.id--jaringan Suara.com, Kamis (2/5/2024).
Untuk wilayah yang paling banyak teridentifikasi, yakni di Kecamatan Kaliwates, Sumbersari, Bangsalsari, Kalisat, dan Patrang.
“Meningkatnya jumlah vektor nyamuk aedes aegypti karena udara hangat apalagi sekarang badai El Nino. Jadi kemungkinan dari cuaca berkembangnya siklus nyamuk demam berdarah ini lebih baik dari bertelur hingga menjadi jentik,” ungkapnya.
Dia mengakui memang kebanyakan kasus demam berdarah di wilayah dataran rendah dengan cuaca lebih hangat. Sedangkan di wilayah pegunungan yang cenderung dingin, nyamuk pembawa virus demam berdarah tidak bisa berkembang biak secara baik.
Karena itu, dia pun mengimbau masyarakat untuk gencar melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Baca Juga:Maling Motor di Lumajang Tepergok Mencuri di Tempat Hajatan, Nyawanya Tak Tertolong