SuaraJatim.id - Peringatan Hari Juang Polri menjadi rentetan tradisi mengenang perjuangan bangsa menghadapi merebut kemerdekaan.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo hadir dalam acara Hari Juang Polri di Surabaya pada Rabu (21/8/2024).
"Alhamdulillah juga baru saja kita sama-sama mendengarkan bagaimana perjalanan Hari Juang ini disusun, digali dan kemudian dirangkaikan menjadi satu, dengan melibatkan para pakar sehingga kemudian ini menjadi satu rangkaian kesatuan yang kemudian didiskusikan bersama para senior dengan kita-kita semua," ujar Jenderal Listyo Sigit usai acara.
Dia menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat atas kerja keras dalam proses penetapan Hari Juang Polri.
Baca Juga:Berawal Temukan Kunci Motor di Jalan, Pria Surabaya Ini Berakhir di Tahanan
"Dan Alhamdulillah atas dasar keputusan bersama dengan mengikuti dan menelusuri fakta-fakta sejarah yang kita dapatkan maka kita sepakat untuk bersama-sama menuangkan itu dalam keputusan Kapolri bahwa Tanggal 21 Agustus 2024 kita jadikan menjadi Hari Juang," terangnya.
Sementara itu, Ketua Umum Begandring Soerabaia, Achmad Zaki menjelaskan, sosok Inspektur Polisi M. Jasin dan Polisi Istimewa sangat berperan besar pada perjuangan arek-arek Suroboyo kala itu.
"Saya berterima kasih, dengan penetapan Hari Juang Polri oleh bapak Kapolri. Ini menambah rangkaian perjuangan arek-arek Suroboyo pada 10 November menjadi Hari Pahlawan," kata Achmad Zaki.
Ia menceritakan, bagaimana sosok M. Jasin dan Polisi Istimewa menjadi salah satu pelecut terjadinya perlawanan 10 November. Tanpa M. Jasin, tidak pernah ada gerakan 10 November di Surabaya.
Sosoknya menjadi salah satu tokoh yang menggerakkan pejuang melakukan perlawanan di Surabaya.
Baca Juga:Periksa Hakim yang Tangani Perkara Ronald Tannur, Komisi Yudisial Dapat Temuan Baru
Zaki mengungkapkan, setelah Jepang menyerah pada Sekutu, seluruh senjata, sekitar 30 ribu pucuk baik senapan atau pistol disita para pejuang.
Senjata tersebut ada yang diserahkan langsung oleh Jepang ke markas di Don Bosco atau sekarang digunakan sebagai sekolah St Louis. Senjata tersebut kemudian ditaruh di gudang.
Senjata sitaan tersebut lalu dibagikan ke tentara BKR dan pejuang untuk melawan sekutu yang datang. Sosok M Jasin menjadi pelecut pejuang kala itu hingga akhirnya pecah perang 10 November. "Tanpa M Jasin dan Polisi Istimewa 10 November mungkin tidak pernah ada," katanya.
Pemerhati Sejarah Surabaya Nur Setiawan menambahkan, peringatan Hari Juang Polri yang dilaksanakan pada 21 Agustus sudah sangat tepat.
Nur Setiawan menceritakan bagaimana patriotiknya M. Jasin memproklamasikan Tokubetsu Keisatsu Tai, polisi khusus jepang, menjadi Polisi Istimewa di bawah kedaulatan negara Indonesia kala itu. "Hari Juang Polri menjadi sejarah kepolisian dan perjuangan Bangsa Indonesia," tandasnya.
Kontributor : Dimas Angga Perkasa