Terungkap Korban Oknum Guru Lumajang yang Lakukan Pelecehan Seksual Lebih Banyak

Kasus pelecehan seksual kembali mengguncang dunia pendidikan di Jawa Timur. Seorang oknum guru di Lumajang diduga melecehkan sejumlah siswi.

Baehaqi Almutoif
Rabu, 16 April 2025 | 16:31 WIB
Terungkap Korban Oknum Guru Lumajang yang Lakukan Pelecehan Seksual Lebih Banyak
Ilustrasi - Pelecehan seksual terhadap perempuan. ANTARA/Insan Faizin Mub.

SuaraJatim.id - Kasus pelecehan seksual kembali mengguncang dunia pendidikan di Jawa Timur. Seorang oknum guru di Lumajang diduga melecehkan sejumlah siswi.

Belakangan diketahui, pelaku merupakan oknum guru ekstrakulikuler.

Informasi yang diterima, korban dari oknum guru ekstrakulikuler tersebut lebih dari satu orang.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Lumajang, Nugraha Yudha Mudiarto angkat bicara mengenai kasus pelecehan seksual yang dilakukan oknum guru ekstrakulikuler.

Baca Juga:Skandal Memalukan, Oknum Guru Lumajang Lakukan Aksi Bejat Lewat Video Call ke Siswinya

Dia menyampaikan, oknum guru tersebut melatih drumband di 30 sekolah di wilayah Lumajang.

Sementara itu korbannya, mayoritas siswi yang menjadi korban merupakan mayoret drumband. Sampai saat ini, sudah ada enam orang korban yang melapor. Namun, bukan tidak mungkin korbannya masih bertambah.

“Ini informasi sementara ada enam korban, tapi ini masih kita dalami, rata-rata korbannya mayoret. Sedangkan jumlah lembaga yang diampu pelaku ini ada 30, jadi mungkin masih bisa berkembang,” ujarnya dilansir dari Berita Jatim --- partner Suara.com, Rabu (16/4/2025).

Pihak Dindikbud Kabupaten Lumajang telah memanggil oknum guru ekstrakulikuler. Berdasarkan itu, pelaku sudah mengakui perbuatannya.

“Jadi, ini pelaku sudah kami panggil untuk dimintai keterangan dan yang bersangkutan mengakui semua perbuatannya,” tegasnya.

Baca Juga:Komplotan Pencuri 10 Kg Emas di Lumajang Ditangkap Polisi, Ternyata Orang Dekat Korban

Sebelumnya diberitakan bahwa seorang siswi kelas I di salah satu SMP di Lumajang berinisial R (14) telah menjadi korban pelecehan seksual.

Belum diketahui pasti sejauh mana aksi pelecehan itu sudah dilakukan oknum guru cabul tersebut kepada sejumlah siswinya.

Sebelumnya, aksi bejat dilakukan seorang oknum guru Sekolah Dasar (SD) Negeri di Kecamatan Tempursari, Kabupaten Lumajang.

Sang guru dilaporkan melakukan pelecehan seksual kepada siswi berinisial N (13) dengan cara video call sambil menunjukkan kemaluannya.

Oknum guru tersebut diketahui bernama Jumadi. Dia merupakan guru honorer yang mengajar olahraga.

Saat ini, pelaku yang merupakan guru honorer sudah diamankan Polres Lumajang. Dia diamankan di sekolahnya pada Senin (15/4/2025).

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Lumajang Nugraha Yudha Mudiarto membenarkan mengenai kasus tersebut.

Dia memastikan oknum guru tersebut masih berstatus sebagai pegawai honorer. Namun, namanya sudah tidak ada lagi di data pokok pendidikan (Dapodik).

Karena itu, tidak bisa diketahui pasti sudah berapa lama Jumadi mengajar di salah satu sekolah dasar di wilayah tersebut.

“Ini untuk satusnya masih guru tidak tetap (honorer), kalau persisnya berapa tahun mengajar kurang tahu karena sudah tidak ada di Dapodik. Tapi kalau lihat umurnya yang saat ini sudah 35 tahun kemungkinan sudah lama,” kata Nugraha Yudha Mudiarto disadur.

Nugraha Yudha mengaku prihatin dengan tindakan sang oknum guru. Tindakan yang dilakukan sangat tercela.

Sementara itu terkait korban, pihaknya memastikan akan ada pendampingan untuk menyembuhkan trauma yang diterima. “Jadi, kita akan lakukan pendampingan, kemarin instrumen asesmen juga sudah dikirim untuk mengetahui seberapa dalam trauma yang dialami korban ini. Tentu kita prihatin dengan trauma yang dialami korban,” ungkapnya.

Kasus ini terungkap setelah adanya laporan dari pihak keluarga korban. Modus yang digunakan pelaku, yaitu melalui panggilan video, menunjukkan adanya upaya untuk memanfaatkan teknologi dalam melakukan tindakan bejatnya.

Pelecehan seksual, dalam bentuk apapun, meninggalkan trauma mendalam bagi korban. Anak - anak yang menjadi korban pelecehan oleh figur yang seharusnya melindungi mereka, berpotensi mengalami gangguan psikologis jangka panjang, seperti kecemasan, depresi, sulit mempercayai orang lain, hingga gangguan identitas diri.

Dampak ini tidak hanya dirasakan oleh korban secara individu, tetapi juga dapat mempengaruhi kehidupan sosial dan akademiknya.

Kasus pelecehan seksual di lingkungan pendidikan Jawa Timur ini menjadi alarm bagi semua pihak. Pemerintah daerah, dinas pendidikan, pihak sekolah, orang tua, dan masyarakat secara umum perlu meningkatkan pengawasan dan mengambil tindakan tegas untuk mencegah dan menanggulangi kasus serupa.

Kasus pelecehan seksual oleh oknum guru di Jawa Timur adalah tragedi yang tidak boleh diabaikan. Ini adalah panggilan bagi semua pihak untuk bersinergi menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan berpihak pada kepentingan terbaik anak-anak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini