"Mereka - merekalah yang pasti bisa untuk menatap kekayaan intelektual apa yang masuk di wilayah kekayaan intelektual, hak cipta bisa desain industrinya dapat, kan itu ada komponen yang di sana nanti tinggal kita arahkan kepada teman-teman," imbuhnya.
Haris juga akan berencana bertemu dengan para pemilik dan komunitas sound horeg yang ada di Jatim, sehingga nantinya pendaftaran hak kekayaan intelektual bisa diwujudkan.
"Nanti saya akan ke sana, juga silaturahmi dengan reward dengan tim, komunitas yang lain, kita bisa ngumpul bareng komunitas, karya - karya itu kan harus dihargai pemerintah harus memberikan perlindungan itu saja," jelasnya.
Tak hanya itu, lelaki kelahiran Tulungagung ini juga menyinggung program bantuan hukum yang ada di pelosok-pelosok desa yang ada di Jatim.
Baca Juga:Niat Sikat Motor Malah Dihajar Warga, Nasib Sial Pencuri di Jember Bikin Ngilu
"Kegiatan membangun dan memberikan Pos Bankum (bantuan hukum) di berbagai desa sudah lama, namun baru terwujud saat ini di Pemerintahan yang ada," jelasnya.
Haris menceritakan bahwa ide ini sudah ada sejak dulu dan baru diwujudkan menjadi program Nasional.
"Embrionya dari desa sadar hukum, akhirnya muncul program nasional soal desa sadar hukum, dan yang kedua pos-pos sadar hukum," paparnya.
Persiapan Kemenkum Jatim sudah 100 persen, sehingga program ini tinggal berjalan, menunggu waktu yang pas.
"Saat ini tempatnya sudah ada, ini baru dilatih para legalnya, saat ini aktualisasi para legal. Kita juga butuh lagi tenaga pitch makernya. Sekarang sudah mulai muncul warga desa yang mulai meminta para legal secara hukum," tandasnya.
Baca Juga:Dapat Remisi, Mantan Bupati Malang Bebas Bersyarat
Kontributor : Dimas Angga Perkasa