Kisah Umi Rosidah, Perajin Manik - Manik Mojokerto yang Berhasil Tembus Pasar Ameria

Produk manik - manik milik Umi Rosidah berhasil ekspor ke Amerika Serikat sejak 2021.

Baehaqi Almutoif
Sabtu, 03 Mei 2025 | 17:10 WIB
Kisah Umi Rosidah, Perajin Manik - Manik Mojokerto yang Berhasil Tembus Pasar Ameria
Salah satu produk Tree of Life berbahan kawat tembaga dan manik-manik di workshop milik Umi.[SuaraJatim/Zen Arivin]

SuaraJatim.id - Kerajinan tangan lokal kembali menunjukkan daya saingnya di pasar internasional. Umi Rosidah (40), seorang perajin manik - manik dan kawat tembaga asal Dusun / Desa Brangkal, Kecamatan Sooko, Mojokerto, Jawa Timur, mampu mengekspor produk dekorasi rumah bertajuk Tree of Life ke Amerika Serikat.

Produk tersebut dibuat dari kawat tembaga dan manik - manik, yang dirakit secara manual dan dikemas dalam bentuk hiasan dinding berestetika tinggi.

Umi menyampaikan proses ekspornya telah berlangsung pada 2021. Tahun itu, ia berhasil mengirimkan 6.800 unit Tree of Life ke mitra bisnisnya untuk dikirim ke Amerika. Ribuan Tree of Life itu diselesaikan selama 10 bulan bersama puluhan orang yang direkrut.

“Karena waktu itu masih orderan yang pertama jadi banyak yang retur. Omzetnya Rp 90 juta,” kata Umi, saat ditemui di workshop miliknya.

Baca Juga:Dukun di Mojokerto Cabuli Bocah SD, Modusnya Pelayanan Doa Privat

Pada Tahun 2024, Umi kembali mendapatkan pesanan produk yang sama sebanyak 2.800 unit.

“Kalau produknya satu macam (Ekspor), ini bahannya dari kawat tembaga dan manik-manik. Ukurannya bervariasi dari 7 cm sampai 30 cm. Warnanya ada hijau mint, hijau daun, biru, dan peach. Kami fokus produksi sejak 2018 dan mulai ekspor 2021,” jelas Umi.

Harga produk Tree of Life tergantung ukuran. Pada 2021, produk ukuran terbesar dijual seharga Rp 35.000 per unit, sementara ukuran kecilnya Rp 10.000. Kini, harga naik menjadi Rp 75.000 untuk ukuran besar 32 cm dan Rp 30.000 untuk ukuran kecil 20 cm, menyesuaikan bahan baku dan kebutuhan pasar.

Untuk satu unit berukuran besar, Umi membutuhkan waktu satu hari penuh untuk menyelesaikannya. “Semua masih handmade. Kami memang fokus pada kualitas dan detail, karena pasar luar negeri cukup ketat standarnya,” jelas Umi.

Umi mulai dikenal di kalangan perajin lokal sekitar tahun 2008 – 2009, saat ia memproduksi aksesori dari manik - manik biasa. Pada 2011 – 2012, ia mulai menjajal pembuatan perhiasan berbahan kawat tembaga, seperti bros dan kalung.

Baca Juga:Mensos Gus Ipul Pastikan Pemulihan Pasca Bencana Longsor di Jalur Pacet-Cangar

Pada 2018, ia memproduksi aksesori dari kawat tembaga yang dirajut. Di bawah brand inilah ia mulai mengembangkan berbagai produk, termasuk dekorasi rumah, aksesori fesyen, hingga souvenir unik berbasis kerajinan tangan.

“Kami juga masih menerima pesanan custom, seperti aksesori dan home decor. Untuk pasar lokal, produk seperti gelang, bros, dan strap-on masih jadi favorit,” ujar Umi.

Mengutip dari laman Kominfo Jatimprov, Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur (BPS Jatim) Zulkipli menyebutkan, negara Amerika Serikat merupakan negara tujuan utama ekspor non - migas dari Jawa Timur pada Januari 2025.

"Jika dilihat menurut negara tujuan utama ekspor nonmigas, Amerika Serikat menjadi negara tujuan utama ekspor nonmigas Jawa Timur bulan Januari 2025, kemudian disusul oleh Tiongkok dan Jepang," ujar Zulkipli pada Jumat (7/3/2025).

Dia menjelaskan selama Januari 2025, ekspor nonmigas Jawa Timur ke Amerika Serikat mencapai US$281,96 juta, sedangkan ekspor ke Tiongkok dan Jepang berturut - turut sebesar US$ 244,15 juta dan US$ 179,94 juta.

"Ekspor non - migas Jawa Timur ke kawasan di luar ASEAN dan Uni Eropa selama bulan Januari 2025, masih mendominasi dengan kontribusi sebesar 70,84 persen atau dengan nilai ekspor mencapai US$ 1,38 miliar," terang Zulkipli.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak